Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa yang Diharapkan oleh Setan?


Setan merupakan makhluk gaib yang menjadi musuh utama manusia. Dalam Islam, setan berasal dari kalangan jin yang membangkang kepada Allah SWT, dan berikrar untuk menyesatkan manusia hingga hari kiamat. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

"Iblis berkata: 'Karena Engkau telah menghukum aku tersesat, aku benar-benar akan menghalang-halangi mereka dari jalan-Mu yang lurus.'"

(QS. Al-A’raf: 16)

Pernyataan ini menjadi bukti bahwa setan memiliki misi tertentu terhadap manusia. Tapi, apa sebenarnya yang diharapkan oleh setan dari kita? Mengapa ia begitu gigih menyesatkan manusia? Artikel ini akan membahas harapan-harapan setan serta cara kita menghindari jeratannya.

1. Setan Mengharapkan Manusia Tersesat dari Jalan Allah

Tujuan utama setan adalah menjauhkan manusia dari jalan kebenaran. Ia ingin agar manusia tidak mengenal Allah, tidak menyembah-Nya, dan tidak mengikuti ajaran para nabi. Ia berharap manusia hidup dalam kelalaian, memperturutkan hawa nafsu, dan berpaling dari petunjuk wahyu.

Setan sangat takut jika manusia mendapatkan hidayah, karena manusia yang mendapat hidayah akan menjadi musuh besar baginya. Ia tahu, satu orang beriman bisa menghancurkan banyak makar setan. Maka dari itu, ia mengharapkan sebanyak mungkin manusia tersesat dan binasa bersama dirinya di neraka.

2. Setan Ingin Manusia Kafir dan Musyrik

Puncak keberhasilan setan adalah saat ia berhasil membuat seseorang menjadi kafir atau musyrik. Ini adalah kemenangan besar baginya, karena kekafiran merupakan dosa terbesar yang tidak akan diampuni jika tidak bertaubat sebelum mati.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.”

(QS. An-Nisa: 48)

Setan sangat puas jika seseorang mati dalam keadaan musyrik atau kafir, karena orang itu akan kekal di neraka bersamanya. Ia berharap manusia mengagungkan selain Allah, menyembah berhala, dukun, jin, bahkan hawa nafsu sendiri. Syirik adalah tiket emas bagi setan untuk menyeret manusia ke jurang kehancuran.

3. Setan Menginginkan Manusia Jatuh ke dalam Dosa

Jika ia tidak berhasil membuat manusia kafir, maka ia akan berusaha membuat manusia jatuh dalam dosa-dosa besar. Ia mengharapkan manusia berzina, mencuri, membunuh, meminum khamr, korupsi, menyebar fitnah, dan sebagainya.

Jika dosa besar tidak berhasil, maka setan beralih ke dosa-dosa kecil. Ia tahu, jika dosa kecil dilakukan terus-menerus tanpa taubat, ia bisa menjadi besar. Perlahan tapi pasti, hati manusia menjadi gelap, hingga sulit menerima kebenaran.

4. Setan Berharap Manusia Lalai dan Lupa kepada Allah

Lalai dari mengingat Allah adalah pintu masuk setan yang sangat besar. Saat hati kosong dari dzikir, itulah saatnya setan menyusup dan membisikkan kejahatan. Ia mengharapkan manusia terlalu sibuk dengan dunia hingga melupakan sholat, Al-Qur’an, dan akhirat.

Allah berfirman:

“Barangsiapa berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al-Qur'an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.”

(QS. Az-Zukhruf: 36)

Setan senang jika manusia tidak punya waktu untuk ibadah. Ia membuat manusia terlalu sibuk mengejar harta, jabatan, dan kesenangan dunia, sampai lupa tujuan hidup yang hakiki.

5. Setan Ingin Manusia Berputus Asa dari Rahmat Allah

Setan bukan hanya ingin menyesatkan, tapi juga menghancurkan mental dan harapan manusia. Ia membisikkan pikiran-pikiran seperti: “Dosamu terlalu besar, kamu tidak akan diampuni”, atau “Allah tidak menyayangimu lagi.” Tujuannya adalah membuat manusia berputus asa dari rahmat Allah.

Padahal, Allah sangat mencintai hamba-Nya yang bertaubat, sebesar apa pun dosanya.

“Katakanlah: Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

(QS. Az-Zumar: 53)

Putus asa membuat seseorang berhenti memperbaiki diri, dan ini adalah keberhasilan besar bagi setan.

6. Setan Mengharapkan Permusuhan di Antara Manusia

Setan suka melihat manusia saling bermusuhan, berpecah belah, dan saling menyakiti. Ia menanamkan rasa iri, dengki, dan permusuhan dalam hati manusia. Bahkan dalam hadis disebutkan bahwa setan paling senang saat melihat suami-istri bercerai.

Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air, lalu mengutus pasukan-pasukannya. Yang paling dekat kedudukannya dengannya adalah yang paling besar fitnahnya. Salah seorang dari mereka datang dan berkata: 'Aku telah melakukan ini dan itu.' Maka Iblis berkata: 'Engkau belum melakukan apa-apa.' Lalu datang yang lain dan berkata: 'Aku tidak meninggalkannya sampai aku berhasil memisahkan antara dia dan istrinya.' Maka Iblis mendekatkannya kepadanya dan berkata: 'Sungguh hebat kamu!'"

(HR. Muslim)

Setan mengharapkan umat Islam saling membenci, saling mengafirkan, bahkan saling membunuh. Persatuan adalah musuh bagi setan, karena dengan bersatu umat Islam akan kuat.

7. Setan Ingin Manusia Meniru Gaya Hidupnya

Setan ingin manusia hidup seperti dirinya: sombong, ingkar, tidak tunduk pada perintah Allah, dan selalu membangkang. Ia mengharapkan manusia mengikuti jalan hidup yang penuh dosa, kesombongan, dan penolakan terhadap kebenaran.

Allah menyebut jalan setan sebagai "jalan yang menyesatkan", dan memperingatkan manusia agar tidak mengikuti langkah-langkahnya.

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barang siapa mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya ia menyuruh mengerjakan perbuatan keji dan mungkar.”

(QS. An-Nur: 21)

Bagaimana Menghindari Harapan Setan?

Untuk melawan setan, kita harus mengenali strateginya. Berikut beberapa langkah penting:

-Berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah.

-Perbanyak dzikir dan sholat.

-Jauhi dosa, baik besar maupun kecil.

-Bersahabat dengan orang-orang saleh.

-Berdoa memohon perlindungan dari setan.

Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk membaca ta’awudz (A’udzu billahi minasy-syaithanir-rajim) agar terlindung dari gangguan setan, terutama sebelum membaca Al-Qur’an atau saat marah.

Setan tidak pernah lelah. Ia berharap manusia menemani dirinya di neraka. Namun, Allah telah memberi kita senjata untuk melawan: iman, ilmu, dan taqwa. Maka mari kita jadikan hidup ini sebagai perjuangan melawan setan, dan semoga kita termasuk orang-orang yang kembali kepada Allah dalam keadaan selamat dan diridhai.