Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bahaya Sifat Istijâl dan Cara Menghindarinya

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering kali ingin segala sesuatu terjadi dengan cepat. Tidak jarang, sifat tergesa-gesa juga terbawa ke dalam ibadah dan doa. Dalam istilah Islam, sikap ini disebut dengan istijâl, yaitu sifat terburu-buru dalam meminta hasil dari doa atau ibadah yang dilakukan. Padahal, Allah ﷻ telah mengatur segala sesuatu dengan penuh hikmah dan waktu yang terbaik.

Rasulullah ﷺ memperingatkan umatnya agar tidak tergesa-gesa. Dalam sebuah hadis disebutkan:

"Akan dikabulkan doa salah seorang dari kalian selama tidak tergesa-gesa. Ia berkata: Aku sudah berdoa, tetapi belum juga dikabulkan." (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini menunjukkan bahwa sifat istijâl justru bisa menjadi penghalang terkabulnya doa. Oleh karena itu, penting bagi seorang muslim untuk menjauhi sifat ini.

Bahaya Sifat Istijâl :

1. Mengurangi kekhusyukan dalam ibadah – tergesa-gesa membuat ibadah hanya menjadi rutinitas tanpa penghayatan.

2. Menurunkan keikhlasan – doa atau ibadah bisa berubah menjadi sekadar 'transaksi' dengan Allah ﷻ.

3. Menyebabkan putus asa – ketika doa tak kunjung terkabul, orang yang tergesa-gesa mudah meninggalkan doa.

4. Menghalangi terkabulnya doa – sebagaimana peringatan Rasulullah ﷺ dalam hadis di atas.

Cara Menghindari Sifat Istijâl :

1. Memahami Hakikat Doa

Doa bukan sekadar permintaan, tetapi juga bentuk ibadah, pengakuan kelemahan, dan penyerahan diri kepada Allah ﷻ. Dengan memahami hal ini, seseorang tidak akan mudah tergesa-gesa menuntut hasil.

2. Meyakini Janji Allah

Allah berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu." (QS. Ghafir: 60).

Janji Allah adalah pasti, hanya saja waktunya sesuai dengan kehendak-Nya. Keyakinan ini membuat hati lebih tenang dalam menunggu jawaban doa.

3. Menyadari Bentuk Dikabulkannya Doa

Doa tidak selalu dikabulkan sesuai harapan kita. Rasulullah ﷺ menjelaskan bahwa doa seorang hamba bisa:

- Dikabulkan langsung sesuai permintaan,

- Diganti dengan kebaikan lain, atau

- Menjadi penghapus dosa dan penolak musibah.

Dengan pemahaman ini, seorang muslim akan sabar menanti dan tidak kecewa.

4. Melatih Kesabaran dalam Ibadah

Sabar adalah kunci utama dalam menghindari sifat istijâl. Allah ﷻ memerintahkan: "Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 153).

Dengan kesabaran, ibadah menjadi lebih tenang dan doa lebih khusyuk.

5. Menjaga Konsistensi (Istiqamah)

Terus berdoa dan beribadah meskipun belum terlihat hasilnya adalah tanda keimanan yang kuat. Rasulullah ﷺ sendiri selalu berdoa berulang-ulang dengan penuh kesabaran dan tidak pernah merasa bosan.

6. Menyibukkan Diri dengan Amal Saleh

Salah satu cara terbaik untuk menghindari rasa tergesa-gesa adalah memperbanyak amal saleh. Dengan begitu, hati menjadi lebih lapang dan tidak hanya terpaku pada hasil doa semata.

Dari situlah, sifat istijâl dalam ibadah dan doa adalah penyakit hati yang bisa melemahkan hubungan seorang hamba dengan Allah ﷻ. Menghindarinya membutuhkan pemahaman, kesabaran, dan keyakinan penuh kepada janji Allah.

Ingatlah, doa bukan hanya tentang hasil, tetapi juga tentang proses mendekatkan diri kepada Allah. Barang siapa bersabar, terus berdoa, dan tidak tergesa-gesa, niscaya Allah ﷻ akan memberikan yang terbaik pada waktu yang paling tepat.