Kalimat yang Tertulis pada Kusen Pintu Surga
Surga adalah dambaan setiap insan beriman. Ia adalah balasan tertinggi yang Allah sediakan bagi hamba-hamba-Nya yang taat dan bertakwa. Di dalam Al-Qur’an dan hadits Nabi ﷺ, banyak digambarkan keindahan surga, mulai dari sungai-sungai yang mengalir, buah-buahan yang tak putus, istana-istana megah, hingga pertemuan abadi dengan Allah yang Mahamulia. Namun, di balik semua itu, terdapat satu sisi yang sering luput dari perhatian: apa yang tertulis pada pintu surga?
Pintu-Pintu Surga dan Maknanya
Surga memiliki delapan pintu, sebagaimana dijelaskan dalam banyak hadits shahih. Setiap pintu diperuntukkan bagi golongan tertentu, sesuai dengan amal unggulan mereka. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Surga memiliki delapan pintu. Di antaranya adalah pintu Ar-Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Ada pintu untuk orang yang rajin shalat, pintu untuk para mujahid, pintu untuk yang gemar bersedekah, dan sebagainya. Ini menunjukkan bahwa jalan menuju surga itu beragam, dan setiap hamba memiliki peluang melalui amal yang ia tekuni dengan ikhlas.
Tulisan di Kusen Pintu Surga
Salah satu riwayat yang sangat menyentuh hati adalah riwayat dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, yang menyebutkan tentang kalimat yang tertulis pada kusen pintu surga. Dalam riwayat tersebut, disebutkan:
"Pada kusen pintu surga tertulis: Laa ilaaha illallah, Muhammadur Rasulullah. Inilah yang dengannya surga dibuka bagi para hamba pilihan."
Kalimat tauhid ini bukan sekadar ucapan. Ia adalah inti dari seluruh ajaran Islam. Ia adalah pembeda antara iman dan kufur, antara keselamatan dan kebinasaan. Siapa yang mengucapkannya dengan jujur dari dalam hati, ia telah membuka gerbang rahmat Allah.
Kalimat Laa ilaaha illallah, Muhammadur Rasulullah menjadi syarat utama untuk masuk surga. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:
"Barangsiapa mengucapkan Laa ilaaha illallah dengan ikhlas, maka ia akan masuk surga."
(HR. Bukhari)
Dalam riwayat lain yang masyhur dalam kitab-kitab hikmah dan tasawuf, disebutkan bahwa pada empat kusen pintu surga tertulis empat kalimat agung yang mengandung pesan mendalam bagi para penghuni dunia. Riwayat ini, meskipun tidak tercatat dalam kitab hadits shahih, tapi sering disampaikan oleh para ulama sebagai bentuk nasihat dan perenungan.
Keempat kalimat itu adalah:
"Maafkanlah orang yang menzalimimu."
Ini adalah ajaran puncak dari akhlak. Seorang hamba tidak sekadar menahan amarah, tapi mampu memaafkan mereka yang menyakitinya. Inilah akhlak para nabi dan orang-orang shalih. Allah berfirman:
“Dan balasan kejahatan adalah kejahatan yang setimpal. Tetapi siapa yang memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya di sisi Allah.”
(QS. Asy-Syura: 40)
"Berikanlah kepada orang yang tidak memberimu."
Ini adalah ajaran keikhlasan dan kedermawanan sejati. Memberi bukan karena balasan, tapi karena ingin meneladani sifat Allah yang Maha Memberi, bahkan kepada mereka yang tidak mensyukuri-Nya.
"Sambunglah tali silaturrahim kepada orang yang memutuskannya denganmu."
Dalam kehidupan, kita sering terluka oleh sikap keluarga atau kerabat yang memutus hubungan. Namun Islam mengajarkan agar kita tetap menyambung silaturrahim. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Bukanlah orang yang menyambung (silaturrahim) itu yang membalas kunjungan, tetapi orang yang menyambung adalah yang tetap menyambung hubungan meskipun diputuskan olehnya.”
(HR. Bukhari)
"Bersabarlah terhadap orang yang menyakitimu."
Sabar adalah kunci keberhasilan dalam banyak ujian. Kesabaran bukanlah kelemahan, tetapi kekuatan batin yang luar biasa. Allah menyebutkan dalam Al-Qur’an:
"Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar."
(QS. Al-Baqarah: 153)
Mengapa Kalimat-Kalimat Ini harus ada sebagai penghuni Surga?
Kalimat-kalimat ini bukan hanya sekadar ajakan. Ia adalah standar akhlak ahli surga. Allah tidak hanya menilai ibadah lahiriah seperti shalat dan puasa, tetapi juga kematangan jiwa dan kelapangan hati. Sifat-sifat tersebut adalah cerminan dari hati yang bersih dan jiwa yang telah ditempa dengan sabar, ikhlas, dan cinta.
Seseorang bisa saja rajin shalat, tapi mudah marah dan sulit memaafkan. Bisa jadi ia hafal Al-Qur’an, tapi tidak peduli terhadap saudaranya yang memutuskan hubungan. Oleh karena itu, surga tidak dimasuki oleh mereka yang hanya membawa ibadah, tetapi tidak membawa akhlak.
Sebuah Perenungan.............
Bayangkan jika engkau berdiri di depan pintu surga. Di sana tertulis kalimat Laa ilaaha illallah, Muhammadur Rasulullah, serta empat pesan yang menggugah hati: memaafkan, memberi tanpa pamrih, menyambung tali silaturrahim, dan bersabar atas ujian.
Sudahkah kita mengamalkan semua itu?
Sudahkah kita bersihkan hati dari dendam?
Sudahkah kita belajar memberi tanpa menunggu balasan?
Sudahkah kita bersabar ketika difitnah, dicaci, atau disakiti?
Semua itu adalah latihan-latihan menuju surga. Ia bukan sekadar tempat yang indah, tetapi tujuan dari jiwa-jiwa yang telah matang secara ruhani.
Kalimat-kalimat yang tertulis di kusen pintu surga adalah undangan bagi kita untuk memperbaiki hati, memperhalus akhlak, dan mempertebal keikhlasan. Surga bukan hanya milik mereka yang banyak amal, tapi juga milik mereka yang hatinya lapang, lidahnya lembut, dan tindakannya penuh cinta.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang beruntung, yang kelak diizinkan melewati pintu-pintu surga-Nya dengan damai, dan menyaksikan tulisan-tulisan indah itu dengan mata yang basah karena rindu.
"Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam surga-Mu, tanpa hisab dan tanpa azab. Jadikan kami ahli tauhid yang memaafkan, memberi, menyambung silaturrahim, dan bersabar. Aamiin."