Bagi Orang yang Masih Malas Beristighfar
Istighfar adalah salah satu amalan yang paling mudah dilakukan, namun memiliki kedudukan yang sangat besar dalam kehidupan seorang muslim. Dengan istighfar, seorang hamba mengakui kelemahan dirinya di hadapan Allah, menyadari dosa-dosanya, dan memohon ampunan dari Sang Pencipta. Sayangnya, tidak sedikit orang yang masih malas beristighfar. Bahkan, sebagian menganggap istighfar hanya perlu dilakukan ketika melakukan dosa besar saja. Padahal, setiap detik manusia tidak pernah lepas dari kekhilafan.
Artikel ini akan membahas tentang bahaya dan kerugian bagi orang yang masih malas beristighfar, agar kita semakin termotivasi untuk memperbanyak permohonan ampun kepada Allah Ta’ala.
1. Terhalang dari Ampunan Allah
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Demi Allah, sungguh aku beristighfar kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. Bukhari)
Jika Rasulullah ﷺ yang maksum saja memperbanyak istighfar, bagaimana dengan kita yang penuh dosa? Orang yang malas beristighfar berarti menutup pintu ampunan yang luas dari Allah. Dosa-dosa yang tidak segera dihapus dengan istighfar akan menumpuk dan menjadi penghalang turunnya rahmat.
2. Hidup Menjadi Sempit
Al-Qur’an menegaskan bahwa istighfar adalah kunci kelapangan rezeki. Allah berfirman melalui lisan Nabi Nuh عليه السلام:
“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat kepadamu, memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun serta mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh: 10–12)
Sebaliknya, orang yang malas beristighfar akan hidup dalam kesempitan, rezeki seret, hati gelisah, dan jauh dari keberkahan.
3. Hati Menjadi Keras
Dosa yang tidak segera dihapus dengan istighfar akan menghitamkan hati. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya seorang mukmin jika berbuat dosa, akan ada noda hitam di hatinya. Jika ia bertaubat dan memohon ampun, hatinya menjadi bersih kembali. Namun jika ia menambah dosanya, maka noda itu pun akan bertambah, hingga menutupi hatinya.” (HR. Ibnu Majah)
Orang yang malas beristighfar akan merasakan hati yang semakin keras, sulit menerima nasihat, bahkan jauh dari rasa takut kepada Allah.
4. Jauh dari Pertolongan Allah
Istighfar bukan hanya untuk menghapus dosa, tetapi juga untuk mendatangkan pertolongan Allah. Seorang hamba yang rajin beristighfar akan dimudahkan jalannya, diberi solusi atas masalahnya, dan ditolong dalam kesulitan. Orang yang malas beristighfar sebaliknya, dibiarkan menghadapi masalah dengan kesulitannya sendiri tanpa keberkahan dari Allah.
5. Kehilangan Kesempatan Beramal Ringan
Istighfar adalah amalan yang ringan di lisan, namun berat timbangan pahalanya. Seseorang yang malas beristighfar kehilangan kesempatan untuk menabung pahala yang bisa menjadi penyelamatnya di hari kiamat.
Bayangkan, hanya dengan melafalkan “Astaghfirullah” secara ikhlas, dosa-dosa bisa diampuni dan pahala besar diraih. Namun banyak orang yang meremehkannya dengan alasan malas atau sibuk dengan urusan dunia.
6. Kehidupan Penuh Kegelisahan
Salah satu keutamaan istighfar adalah menenangkan hati. Orang yang banyak beristighfar akan merasakan ketenangan, lapang dada, dan bahagia meskipun menghadapi kesulitan hidup. Sebaliknya, orang yang malas beristighfar sering kali merasa gelisah, mudah marah, sulit tidur, dan hatinya gersang. Itu semua karena ia jauh dari dzikir yang menghidupkan hati.
7. Penyesalan di Ujung Hayat
Istighfar adalah kesempatan selama manusia masih hidup. Namun bagi mereka yang menunda-nunda dan malas beristighfar, akan datang saatnya penyesalan ketika ajal sudah dekat. Saat itu, pintu taubat telah tertutup dan istighfar tidak lagi bermanfaat. Allah berfirman:
“Dan tidaklah taubat itu diterima dari orang-orang yang terus melakukan kejahatan hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia berkata: ‘Sesungguhnya saya bertaubat sekarang.’” (QS. An-Nisa: 18)
Ingatlah kita semua, malas beristighfar bukanlah perkara sepele. Ia dapat menutup pintu ampunan, membawa kesempitan hidup, mengeraskan hati, dan menjauhkan seseorang dari rahmat Allah. Padahal, istighfar adalah amalan ringan yang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja.
Mari kita jadikan istighfar sebagai kebiasaan harian, sebagaimana Rasulullah ﷺ mencontohkan. Dengan memperbanyak istighfar, hidup kita akan lebih berkah, hati lebih tenang, dan semoga kelak kita kembali kepada Allah dalam keadaan diampuni dosa-dosa.