Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Relevansi 5 M : Mu'ahadah, Mujahadah, Muraqabah, Muhasabah dan Mu'aqabah

Setiap muslim memiliki tujuan hidup utama, yaitu mendapatkan keridhaan Allah dan kembali kepada-Nya dengan hati yang bersih (qalbun salim). Akan tetapi, perjalanan menuju kebersihan jiwa bukanlah sesuatu yang mudah. Nafsu, godaan syaitan, serta kelalaian dunia sering membuat seorang hamba jauh dari Allah.

Untuk itulah para ulama tasawuf dan tazkiyah memperkenalkan konsep 5 M sebagai metode penyucian jiwa. Lima langkah ini adalah Mu’ahadah, Mujahadah, Muraqabah, Muhasabah, dan Mu’aqabah. Dengan menjalankannya secara konsisten, seorang muslim diharapkan mampu menjaga kesucian hati, memperkuat ibadah, dan menjauhi dosa.

1. Mu’ahadah: Memperbaharui Janji dengan Allah

Mu’ahadah berasal dari kata ‘ahd yang berarti janji atau perjanjian. Sejak seorang muslim mengucapkan syahadat, ia sejatinya telah membuat janji kepada Allah untuk selalu taat dan menjauhi larangan-Nya. Namun, karena sifat manusia mudah lalai, maka janji ini perlu diperbaharui setiap saat.

Dalil: Allah berfirman (QS. Yasin: 60–61).

Penerapan:

- Mengucapkan syahadat dengan penuh kesadaran.

- Menyadari bahwa setiap shalat adalah pembaharuan janji dengan Allah.

- Mengingat janji untuk menjauhi dosa ketika tergoda hawa nafsu.

2. Mujahadah: Bersungguh-sungguh Melawan Hawa Nafsu

Mujahadah berarti bersungguh-sungguh. Dalam konteks penyucian jiwa, ia adalah usaha keras seorang hamba untuk menundukkan hawa nafsu dan menjauhkan diri dari godaan syaitan.

Dalil: Allah berfirman (QS. Al-‘Ankabut: 69).

Contoh Mujahadah:

- Melawan rasa malas untuk shalat tahajud.

- Menahan amarah saat dicaci orang lain.

- Menahan lisan dari ghibah walaupun terasa ringan.

3. Muraqabah: Merasa Diawasi Allah

Muraqabah adalah kesadaran bahwa Allah selalu mengawasi setiap gerak-gerik manusia, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.

Dalil: Allah berfirman (QS. Al-Hadid: 4).

Hadis Ihsan: Rasulullah ﷺ menjelaskan, 'Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak mampu melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.' (HR. Muslim).

Dampak Muraqabah:

- Menjadikan ibadah lebih ikhlas karena merasa diperhatikan langsung oleh Allah.

- Menghindarkan diri dari dosa karena sadar Allah selalu melihat.

- Menumbuhkan ketenangan hati, sebab ia merasa tidak pernah sendiri.

4. Muhasabah: Introspeksi Diri

Muhasabah adalah evaluasi atau introspeksi terhadap amal perbuatan. Seorang muslim harus menghisab dirinya sebelum dihisab di akhirat kelak.

Ucapan Umar bin Khattab r.a.: 'Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab. Timbanglah amalmu sebelum ditimbang.'

Bentuk Muhasabah:

- Mengevaluasi shalat: sudahkah khusyuk atau masih terburu-buru?

- Mengingat dosa-dosa yang dilakukan hari ini lalu bertaubat.

- Mencatat amal baik dan berusaha memperbaikinya esok hari.

5. Mu’aqabah: Memberi Hukuman pada Diri Sendiri

Mu’aqabah adalah memberi sanksi pada diri sendiri bila melakukan kesalahan, agar jiwa lebih disiplin dan tidak mudah mengulanginya.

Contoh Penerapan:

- Jika lalai shalat berjamaah, maka hukum diri dengan bersedekah.

- Jika terucap kata kasar, hukum dengan memperbanyak istighfar atau membaca Al-Qur’an.

- Jika lalai dari dzikir, hukum dengan puasa sunnah sebagai bentuk penebusan.

Tujuannya bukan menyiksa diri, melainkan mendidik jiwa agar tidak meremehkan kesalahan. Dengan begitu, seorang muslim akan lebih berhati-hati di kemudian hari.

Relevansi 5 M dalam Kehidupan Sehari-hari

Kelima langkah ini tidak hanya relevan bagi para ulama atau ahli ibadah, tetapi juga sangat penting dalam kehidupan modern. Di tengah hiruk pikuk dunia, gempuran media sosial, serta godaan gaya hidup yang jauh dari agama, konsep 5 M bisa menjadi pegangan.

- Mu’ahadah menjaga komitmen agar tidak mudah tergoda dunia.

- Mujahadah menjadi benteng melawan nafsu dan godaan.

- Muraqabah membuat kita berhati-hati dalam setiap aktivitas online maupun offline.

- Muhasabah menolong kita agar tidak terjebak dalam kesombongan amal.

- Mu’aqabah melatih kedisiplinan sehingga kesalahan tidak berulang.

Sebagai Penutup.....

Penyucian jiwa adalah proses panjang yang membutuhkan kesungguhan. Dengan mengamalkan 5 M: Mu’ahadah, Mujahadah, Muraqabah, Muhasabah, dan Mu’aqabah, seorang muslim dapat melatih diri menuju hati yang bersih dan dekat dengan Allah.

Semoga kita semua termasuk hamba-hamba Allah yang senantiasa menjaga janji, berjuang melawan hawa nafsu, selalu merasa diawasi-Nya, rajin mengevaluasi diri, serta mendidik jiwa dengan penuh kedisiplinan.