Diklat Pesantren Ramah Santri: Ciptakan Lingkungan Belajar yang Nyaman
Denanyar - Pesantren sejak dulu dikenal sebagai pusat pendidikan Islam yang tidak hanya menekankan pada ilmu agama, tetapi juga pembentukan akhlak dan karakter. Namun, seiring perkembangan zaman, pesantren dituntut untuk menghadirkan lingkungan belajar yang lebih sehat, aman, dan menyenangkan bagi para santri. Dari sinilah muncul konsep pesantren ramah santri/anak, yaitu pesantren yang mengedepankan kasih sayang, kenyamanan, dan kepedulian terhadap tumbuh kembang para santri.
Sementara salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut, yayasan poondok pessntren mamba’ul ma’arif denanyar jombang mengadakan Diklat Pesantren Ramah Santri/Anak yang dilaksanakan pada tanggal 26-27 September 2025 bertempat di pacet Mojokerto.
Kegiatan diklat ini diikuti oleh para pengasuh, ustadz/ustadzah, pengurus asrama hingga lembaga di bawah naungan yayasan mamba’ul ma’arif. Kegiatan ini bertujuan membekali pengetahuan dan keterampilan bagaimana menciptakan suasana belajar yang kondusif, disiplin, namun tetap hangat dan penuh perhatian.
Kenapa Perlu Pesantren yang Ramah Santri.?
Setiap anak memiliki hak untuk belajar, tumbuh, dan berkembang di lingkungan yang aman. Pesantren ramah santri berusaha memastikan bahwa proses pendidikan tidak hanya fokus pada aspek keilmuan, tetapi juga memperhatikan kesehatan mental, kenyamanan emosional, dan hubungan sosial para santri. Dengan pendekatan ini, diharapkan tidak ada lagi pola pendidikan yang keras atau kurang bijak, melainkan lebih menekankan pada teladan dan kasih sayang sebagaimana dicontohkan Rasulullah ﷺ.
Dalam diklat, para peserta diajak memahami berbagai hal penting, seperti:
-Pemahaman Konsep Dasar pesantren ramah santri/anak.
-Metode pendidikan Islami yang menyeimbangkan konsep disiplin dengan kasih sayang.
-Teknik mengelola kelas dan asrama agar nyaman dan kondusif bagi semua santri.
-Strategi mencegah dan menanggulangi kekerasan pada santri.
-Pendekatan dalam mendidik karakter dan kesehatan mental santri.
-Pentingnya kerjasama yang solid antara pesantren, orang tua, dan masyarakat.
Materi tersebut disampaikan dengan metode interaktif seperti diskusi, simulasi, hingga praktik langsung, sehingga mudah dipahami dan bisa diterapkan di pesantren masing-masing.
Di sisi lain para peserta juga diberi kesempatan untuk memyampaikan berbagai permasalahan yang ada di pesantren saat ini serta harapan kedepannya melalui selembar kertas yg dibagikan oleh panitia, dengan begitu pemateri dapat memperoleh gambaran lebih luas terkait permasalahan yg ada di pesantren sehingga dapat memberi solusi yg konkrit dan tepat sasaran.
Harapan dari Kegiatan tersebut...
Melalui diklat ini, pesantren diharapkan mampu menjadi tempat yang aman dan menyenangkan bagi para santri untuk belajar dan berkembang. Lingkungan yang ramah akan melahirkan generasi Qur’ani yang tidak hanya cerdas dalam ilmu, tetapi juga memiliki akhlak mulia, mandiri, dan siap menghadapi tantangan zaman.
Meski demikian, Pesantren ramah santri bukan berarti menghapus aturan atau mengurangi kedisiplinan. Justru dengan pendekatan yang tepat, pesantren bisa menyeimbangkan antara ketegasan dan kasih sayang, sehingga santri merasa dihargai sekaligus terbimbing dengan baik.
Sumber : bonangdenanyar.id