Tiga Larangan Nabi: Jangan Menyerupai Hewan dalam Perbuatan Ini
Islam sebagai agama yang sempurna telah memberikan pedoman hidup yang lengkap kepada umat manusia, termasuk dalam adab sehari-hari. Rasulullah ﷺ sebagai uswatun hasanah (teladan terbaik) tidak hanya mengajarkan hal-hal besar dalam ibadah, tetapi juga memperhatikan hal-hal kecil yang mencerminkan akhlak dan adab seorang Muslim.
Di antara pesan-pesan Rasulullah ﷺ, terdapat beberapa larangan yang disampaikan agar umatnya tidak meniru atau menyerupai perilaku hewan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun terdengar sederhana, larangan-larangan ini mengandung hikmah besar dalam membentuk karakter dan moralitas manusia.
Berikut ini adalah tiga larangan Nabi ﷺ agar kita tidak menyerupai hewan dalam beberapa perbuatan tertentu:
1. Larangan Makan dan Minum Seperti Hewan
Rasulullah ﷺ melarang umatnya makan dan minum seperti cara hewan, khususnya dalam posisi dan cara mengambil makanan.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:
"Janganlah salah seorang di antara kalian minum seperti cara minumnya unta, tetapi hendaklah ia minum dengan tangan kanan dan dalam beberapa tegukan."
(HR. Tirmidzi)
Hewan, seperti unta dan anjing, biasanya menjulurkan lidah atau langsung menunduk dan menempelkan mulut ke air atau makanan. Cara ini tidak mencerminkan adab dan kehalusan yang diajarkan Islam kepada manusia.
Dalam Islam, ada adab makan dan minum yang sangat dijaga, seperti:
-Menggunakan tangan kanan
-Tidak meniup makanan / minuman
-Tidak makan / minum dalam keadaan tergesa-gesa
-Duduk dengan tenang saat makan / minum
-Mengucap bismillah sebelum makan / minum dan alhamdulillah setelahnya
Menghindari cara makan seperti hewan mencerminkan kemuliaan manusia sebagai makhluk berakal. Ia diajarkan untuk bersyukur, beradab, dan menjaga martabat dirinya.
2. Larangan Sujud Seperti Anjing
Dalam ibadah, khususnya saat sujud dalam salat, Rasulullah ﷺ memperingatkan agar tidak menyerupai cara duduk dan sujud hewan, khususnya anjing.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Apabila salah seorang dari kalian sujud, maka janganlah ia membentangkan kedua lengannya seperti anjing membentangkannya."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Saat sujud, seorang Muslim diperintahkan untuk:
-Menempelkan dahi dan hidung ke lantai
-Tidak membentangkan tangan ke samping (seperti anjing)
-Menempelkan tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi (tujuh anggota sujud)
Perintah ini bukan hanya soal bentuk gerakan, tapi juga soal tazkiyah (penyucian jiwa) dan ketundukan total di hadapan Allah. Menyerupai hewan dalam gerakan sujud menunjukkan ketidaksopanan dan menghilangkan kekhusyukan dalam salat.
Selain itu, Islam ingin memelihara nilai spiritualitas dalam setiap ibadah, termasuk melalui gerakan-gerakannya. Dengan demikian, ibadah menjadi jalan untuk memperbaiki akhlak dan menunjukkan keagungan manusia sebagai hamba Allah.
3. Larangan Menoleh Seperti Rubah dan Duduk Seperti Unta
Dalam hadits-hadits lain, Rasulullah ﷺ juga melarang menoleh seperti rubah saat salat, dan duduk seperti unta.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Janganlah kalian menoleh seperti menolehnya rubah, dan janganlah kalian duduk seperti duduknya unta."
(HR. Ahmad)
Makna larangan ini adalah bahwa:
Menoleh seperti rubah menunjukkan sikap tidak fokus dan gelisah. Dalam salat, menoleh berlebihan bisa merusak kekhusyukan dan menunjukkan kurangnya rasa takut kepada Allah.
Duduk seperti unta biasanya merujuk pada duduk dengan meletakkan bokong di lantai dan kedua kaki menekuk ke samping (mirip huruf W dalam bahasa Inggris). Ini disebut “iq’a’” dan dilarang karena menyerupai cara duduk unta yang tidak tenang.
Imam Nawawi menjelaskan bahwa larangan tersebut bertujuan menjaga ketenangan dan kekhusyukan dalam salat, serta menjauhkan diri dari gerakan-gerakan yang tidak layak dilakukan oleh manusia yang sedang berdiri di hadapan Allah.
Mengapa Dilarang Menyerupai Hewan?
Larangan Rasulullah ﷺ agar tidak menyerupai hewan bukan tanpa alasan. Ada beberapa hikmah besar di baliknya:
-Menjaga Martabat Manusia
Manusia adalah makhluk yang dimuliakan oleh Allah ﷻ. Dalam surat At-Tin ayat 4, Allah berfirman:
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya."
-Meniru gerakan hewan yang tidak beradab menurunkan derajat manusia.
-Menumbuhkan Adab dan Akhlak
Islam bukan hanya mengatur ibadah ritual, tapi juga memperhatikan sikap dan etika sehari-hari. Dengan menjaga adab makan, duduk, dan salat, manusia dilatih menjadi pribadi yang berakhlak tinggi.
-Melatih Ketundukan dan Kesungguhan dalam Ibadah
Setiap gerakan dalam ibadah bukan sekadar simbolik, tapi mencerminkan ketundukan hati. Gerakan yang sembarangan dan menyerupai binatang bisa menghilangkan kesungguhan dalam beribadah.
-Menghindari Tasyabbuh (Penyerupaan)
Dalam Islam, tasyabbuh (menyerupai sesuatu yang buruk) sangat ditekankan untuk dihindari, baik menyerupai orang fasik, kafir, maupun hewan. Hal ini agar umat Islam memiliki identitas yang bersih dan beradab.
Larangan Rasulullah ﷺ untuk tidak menyerupai hewan dalam beberapa perbuatan adalah bagian dari kasih sayang beliau dalam mendidik umat. Islam memuliakan manusia dan mengajarkannya untuk hidup dengan adab dan martabat tinggi.
Meski terdengar sederhana — cara makan, duduk, atau sujud — semua itu berkontribusi besar dalam membentuk kepribadian Muslim sejati. Semakin kita mengamalkan ajaran Nabi ﷺ, semakin kita dijauhkan dari sifat-sifat buruk dan diraih kemuliaan hidup di dunia dan akhirat.
Semoga kita termasuk orang-orang yang mampu menjaga adab dalam segala hal dan menjauhi perbuatan yang menyerupai hewan, sebagaimana yang dilarang oleh Rasulullah ﷺ.