Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Nasehat Melewati Usia 40 Tahun


Usia 40 tahun bukanlah usia biasa dalam Islam. Ia merupakan fase penting yang disebut secara khusus dalam Al-Qur’an sebagai masa kedewasaan dan kematangan seorang hamba. Allah SWT berfirman:

“Sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun, ia berdoa: ‘Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan supaya aku dapat beramal saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.”

(QS. Al-Ahqaf: 15)

1. Waktu Introspeksi Diri

Usia 40 adalah waktu merenung dan mengevaluasi perjalanan hidup. Apakah hidup selama ini sudah dihabiskan untuk ketaatan atau malah hanyut dalam kelalaian? Apakah sudah cukup amal untuk dibawa menghadap Allah? Di usia ini, hendaknya seorang muslim berhenti mengejar dunia semata, dan mulai menapaki jalan akhirat dengan lebih serius.

2. Titik Kematangan Ruhani

Banyak ulama menandai usia 40 sebagai permulaan dari kedewasaan ruhani. Rasulullah SAW sendiri menerima wahyu pada usia ini. Maka orang beriman di usia 40 hendaknya mulai menguatkan hubungan dengan Al-Qur’an, memperbanyak dzikir, dan memperdalam ilmu agama. Sudah saatnya meninggalkan kesenangan yang sia-sia dan mengarahkan hati kepada Allah SWT sepenuhnya.

3. Bertobat dan Berbenah

Doa dalam QS Al-Ahqaf:15 mengandung permohonan ampun dan taubat. Ini menunjukkan bahwa di usia 40, sudah sepatutnya seseorang menyadari dosa-dosanya dan kembali kepada Allah dengan tobat yang tulus. Jangan menunda. Karena usia ini sudah dekat dengan usia senja, dan kematian bisa datang kapan saja.

4. Memperbaiki Amal dan Meningkatkan Kualitas Ibadah

Nabi SAW bersabda:

“Barangsiapa yang diberi umur oleh Allah sampai mencapai 40 tahun, dan kebaikannya tidak lebih banyak daripada keburukannya, maka bersiap-siaplah untuk masuk neraka.”

(HR. Abu Nu’aim)

Hadis ini memperingatkan dengan keras. Maka hendaknya orang yang menginjak 40 tahun lebih rajin menjaga shalat, puasa sunnah, bersedekah, berkata baik, menjauhi ghibah dan maksiat lisan lainnya.

5. Menjadi Teladan bagi Keluarga dan Masyarakat

Usia 40 adalah usia di mana banyak orang telah menjadi orang tua, pemimpin keluarga, atau tokoh masyarakat. Maka sudah sepantasnya ia menjadi teladan dalam akhlak, ibadah, dan tanggung jawab. Anak-anak melihatnya sebagai panutan. Masyarakat menilai keteladanan dari perilakunya.

6. Fokus pada Amal Jariyah

Daripada mengumpulkan kekayaan dan popularitas, lebih baik fokus pada amal yang terus mengalir pahalanya. Bangun masjid, wakaf Al-Qur’an, bantu pendidikan anak yatim, ajarkan ilmu, dan tingkatkan kebaikan yang bermanfaat jangka panjang.

7. Jangan Tertipu Umur

Sebagian orang mengira usia 40 masih muda. Padahal, Rasulullah SAW wafat di usia 63 tahun. Artinya, usia 40 sudah berada di 2/3 akhir hidup. Bila tidak berbenah di usia ini, kapan lagi?

Ibnu Rajab Al-Hanbali mengatakan:

“Barangsiapa yang mencapai usia 40 tahun, lalu amal kebaikannya tidak melebihi amal buruknya, maka bersiaplah masuk neraka.”

8. Jaga Hati dan Lisan

Di usia 40, seharusnya seseorang semakin bijaksana dalam berbicara dan berpikir. Ia tidak mudah marah, tidak suka membicarakan aib orang lain, dan lebih sering mengucap kebaikan. Ia menjaga hatinya dari iri, sombong, dan dendam. Inilah bentuk kematangan iman yang sejati.

Sebagai penutup artikel di atas :

Usia 40 adalah peringatan lembut dari Allah bahwa hidup di dunia tidak lama lagi. Saatnya kembali kepada fitrah, memperbanyak taubat, dan serius menyiapkan bekal akhirat. Jadikan usia ini sebagai awal untuk hidup yang lebih bertakwa, lebih bermakna, dan lebih dekat kepada Allah. Jangan tunggu tua untuk taat, karena tidak ada jaminan bahwa usia akan terus bertambah.

Semoga kita semua diberi kekuatan untuk terus memperbaiki diri, mengisi sisa usia dengan amal saleh, dan kelak meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Aamiin.