Tinggalkanlah yang Meragukanmu
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering dihadapkan pada berbagai pilihan. Ada pilihan yang jelas baik atau buruk, tetapi sering pula muncul pilihan yang berada di wilayah abu-abu—tidak sepenuhnya haram, namun juga tidak meyakinkan kehalalannya. Dalam menghadapi situasi seperti ini, Rasulullah ﷺ memberikan panduan yang sangat bijak dan penuh hikmah:
“Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu.”
(HR. Tirmidzi dan An-Nasa’i)
Hadis ini merupakan salah satu kaidah agung dalam Islam yang menunjukkan bagaimana seharusnya seorang Muslim bersikap dalam menghadapi keraguan. Dalam dunia yang semakin kompleks, prinsip ini semakin relevan dan dibutuhkan.
Makna Keraguan dalam Islam
Keraguan (dalam bahasa Arab disebut syubhat) adalah kondisi di mana seseorang tidak yakin apakah sesuatu itu halal atau haram, benar atau salah. Islam sebagai agama yang sempurna, memberikan perhatian besar terhadap kondisi ini karena keraguan dapat menjerumuskan seseorang kepada dosa jika tidak ditangani dengan sikap kehati-hatian.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya ada perkara-perkara syubhat yang tidak diketahui oleh banyak manusia. Barang siapa yang menjaga dirinya dari syubhat, maka ia telah menjaga agama dan kehormatannya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan kata lain, keraguan adalah zona bahaya. Tidak semua orang memiliki ilmu yang cukup untuk menilai benar atau salah suatu perkara. Maka, mengambil jalan aman dengan menjauhi yang meragukan adalah bentuk ketaatan dan kehati-hatian dalam menjaga agama.
Mengapa Harus Ditinggalkan?
Menjaga Kehormatan Diri dan Agama
Ketika seseorang menjauhi hal-hal yang meragukan, dia akan terhindar dari fitnah, kesalahan, dan penyesalan. Ini menunjukkan ketakwaan dan keseriusannya dalam menjalani hidup sesuai petunjuk Allah.
Menumbuhkan Ketentraman Hati
Salah satu tanda kebenaran adalah rasa tenang di hati. Sebaliknya, sesuatu yang salah atau tidak jelas seringkali menimbulkan gelisah dan rasa tidak nyaman. Dalam sebuah hadis, Nabi ﷺ bersabda:
“Dosa adalah sesuatu yang membuat hatimu tidak tenang dan kamu benci bila hal itu diketahui orang lain.”
(HR. Muslim)
Maka, jika sesuatu membuat kita ragu dan hati tidak tenang, sebaiknya tinggalkan.
Menjaga Diri dari Jalan Menuju Haram
Perkara syubhat bisa menjadi pintu masuk kepada hal yang haram. Orang yang terbiasa melonggarkan prinsip dalam hal yang meragukan, lambat laun akan terjatuh pada yang jelas-jelas haram. Seperti pepatah Arab mengatakan: “Siapa yang sering berada di sekitar larangan, dikhawatirkan ia akan jatuh ke dalamnya.”
Contoh-contoh dalam Kehidupan Sehari-hari
Makanan dan Minuman
Sering kita jumpai produk makanan yang tidak jelas kehalalannya. Jika muncul keraguan karena tidak ada label halal atau komposisi yang meragukan, maka sebaiknya tinggalkan dan cari yang lebih meyakinkan.
Pekerjaan
Jika pekerjaan seseorang mencampuradukkan antara yang halal dan haram, atau bersinggungan dengan riba dan penipuan, maka itu adalah wilayah syubhat. Dalam kondisi seperti itu, seorang Muslim dituntut untuk berhati-hati dan mengevaluasi pekerjaannya.
Media Sosial dan Informasi
Dalam era digital, informasi menyebar dengan cepat, tetapi tidak semuanya benar. Jika kita ragu akan kebenaran suatu berita, maka jangan terburu-buru membagikannya. Tinggalkan keraguan itu dengan memverifikasi kebenaran atau tidak menyebarkannya sama sekali.
Sikap Seorang Muslim terhadap Keraguan
Tingkatkan Ilmu
Salah satu sebab munculnya keraguan adalah minimnya ilmu. Maka, solusinya adalah belajar. Ilmu yang benar akan membuat seseorang yakin dan tenang dalam mengambil keputusan.
Konsultasi kepada Ulama
Jika suatu perkara masih meragukan, jangan ragu bertanya kepada orang yang lebih tahu, yaitu para ulama dan ustadz yang amanah dan berilmu.
Ikuti Kata Hati yang Jujur
Dalam beberapa kondisi, hati kita bisa menjadi penentu. Jika hati tidak tenang meski tidak ada dalil yang jelas, maka tinggalkanlah. Karena ketenangan hati adalah petunjuk dari Allah bagi hamba-Nya yang ikhlas.
Penutup: Pilih yang Membawa Kejelasan dan Keberkahan
Hidup ini adalah perjalanan menuju Allah. Dalam perjalanan itu, kita perlu petunjuk dan arah yang jelas. Jika di tengah jalan kita menemukan rambu yang kabur dan meragukan, maka lebih baik cari jalan lain yang lebih aman. Islam tidak sekadar melarang yang haram, tetapi juga mengajarkan untuk menjauhi yang syubhat demi keselamatan dunia dan akhirat.
Rasulullah ﷺ tidak hanya menjadi pembawa wahyu, tetapi juga guru terbaik dalam mendidik umat agar hidup dalam kejelasan dan ketakwaan. Maka, ikutilah nasihat beliau:
“Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu.”
Inilah jalan para pecinta kebaikan. Jalan orang-orang yang ingin hidup bersih, tenang, dan diberkahi. Semoga kita termasuk di dalamnya.