Asal Usul Bulan "Safar" Dalam Pandangan Islam
Pengertian Bulan Safar
Bulan Safar adalah bulan kedua dalam kalender Hijriah, yang mengikuti bulan Muharram. Kata “Safar” berasal dari bahasa Arab صَفَر (ṣafar) yang memiliki beberapa arti, antara lain “kosong” atau “kuning pucat”. Dalam sejarahnya, nama ini terkait erat dengan kebiasaan dan kondisi masyarakat Arab pra-Islam, serta berbagai peristiwa yang terjadi pada masa itu.
Makna Nama “Safar” dalam Sejarah Arab
Ada beberapa pendapat ulama dan ahli sejarah tentang mengapa bulan ini dinamakan Safar:
1) Safar berarti kosong – Pada masa Jahiliyah, orang-orang Arab Badui sering meninggalkan rumah dan kampung mereka pada bulan ini untuk merantau atau berperang, sehingga rumah-rumah menjadi kosong.
2) Safar berarti kuning pucat – Mengacu pada perubahan warna alam di Jazirah Arab pada masa itu, terutama ketika musim panas berakhir dan pepohonan mulai mengering, menghasilkan warna kekuningan.
3) Safar berarti mengosongkan musuh – Ada pula riwayat yang menyebutkan bahwa pada bulan ini, kabilah-kabilah Arab sering menyerang dan merampas harta musuh, sehingga membuat wilayah musuh “kosong” dari barang berharga.
Pandangan Masyarakat Jahiliyah
Pada zaman pra-Islam, bulan Safar dianggap bulan yang membawa kesialan. Keyakinan ini mendorong mereka untuk menghindari pernikahan, perjalanan jauh, atau memulai usaha baru pada bulan ini. Mereka percaya bahwa berbagai bencana dan penyakit sering terjadi di bulan Safar. Bahkan, ada tradisi “nasi’” — yaitu mengubah urutan bulan haram — yang dilakukan untuk menghindari larangan perang di bulan-bulan tertentu.
Koreksi dalam Islam
Ketika Islam datang, Rasulullah ﷺ menghapus keyakinan jahiliyah tersebut. Dalam sebuah hadits sahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Nabi ﷺ bersabda:
“Tidak ada (kepercayaan) sial pada burung, tidak ada penyakit menular yang menyebar tanpa izin Allah, dan tidak ada kesialan pada bulan Safar…” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menegaskan bahwa bulan Safar sama seperti bulan lainnya, tidak memiliki kekuatan membawa keberuntungan atau kesialan. Semua yang terjadi adalah ketentuan Allah ﷻ.
Peristiwa Penting di Bulan Safar
Beberapa peristiwa sejarah yang terjadi di bulan Safar antara lain:
- Perang Abwa – ekspedisi pertama Rasulullah ﷺ setelah hijrah ke Madinah.
- Perang Khaibar – salah satu perang besar melawan kaum Yahudi di Khaibar.
- Sakitnya Rasulullah ﷺ yang kemudian mengantarkan beliau wafat pada bulan Rabi’ul Awwal, dimulai sejak akhir bulan Safar.
Hikmah Memahami Bulan Safar
Mengetahui asal-usul bulan Safar memberi kita pelajaran berharga:
- Mengikis kepercayaan takhayul dan menggantinya dengan iman pada takdir Allah.
- Memahami sejarah Islam dan pergeseran budaya dari masa Jahiliyah ke masa peradaban Islam.
- Menjadikan bulan ini sebagai waktu untuk memperbanyak amal shalih, bukan menghindari aktivitas.
Kesimpulan dari artikel ini :
Bulan Safar memiliki akar sejarah yang panjang, dimulai dari tradisi Arab pra-Islam yang sarat takhayul hingga diluruskan oleh ajaran Islam. Kini, umat Muslim memahami bahwa Safar hanyalah nama bulan dalam penanggalan Hijriah yang tidak membawa kesialan maupun keberuntungan, melainkan kesempatan untuk terus beribadah dan memperbaiki diri.