Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hikmah : Indera pendengaran mengungguli indera penglihatan


Manusia dianugerahi lima indera utama: pendengaran, penglihatan, penciuman, perasa, dan peraba. Di antara semuanya, pendengaran dan penglihatan memiliki peran yang paling dominan dalam menerima informasi dan pengetahuan. Namun, jika kita menelusuri Al-Qur'an dan hadits, akan terlihat bahwa pendengaran sering kali disebut terlebih dahulu sebelum penglihatan, bahkan dalam konteks penciptaan manusia. Hal ini menunjukkan adanya isyarat penting bahwa dalam pandangan Islam, pendengaran memiliki kedudukan yang lebih utama dibanding penglihatan.

Dalil Al-Qur'an tentang Keutamaan Pendengaran

Al-Qur'an berulang kali menyebut pendengaran sebelum penglihatan dalam banyak ayat. Misalnya dalam firman Allah:

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, lalu Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur." (QS. An-Nahl: 78)

Dalam ayat ini, pendengaran disebut lebih dulu. Hal ini tidak sekadar urutan kata, melainkan memiliki hikmah yang dalam:

1. Pendengaran sudah berfungsi sejak janin dalam kandungan, sementara penglihatan baru aktif setelah lahir.

2. Ilmu pengetahuan dan hidayah pertama kali masuk melalui pendengaran, karena bayi belajar bahasa, mengenal suara, dan memahami perintah melalui telinga sebelum matanya terbiasa melihat.

3. Pendengaran tidak pernah tidur, berbeda dengan mata yang akan terpejam saat kita tertidur. Artinya, telinga tetap siaga menerima rangsangan suara.

Pendengaran sebagai Gerbang Hidayah

Banyak orang mendapat hidayah pertama kali dari apa yang mereka dengar. Para sahabat Nabi ﷺ yang masuk Islam sering kali memulai perjalanannya dengan mendengar bacaan Al-Qur'an, khutbah, atau dakwah Rasulullah ﷺ.

Contohnya, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu masuk Islam setelah mendengar bacaan Al-Qur'an dari adiknya yang sedang dibacakan oleh Khabab bin Al-Aratt. Suara dan makna ayat itu menembus hatinya sebelum ia melihat Nabi ﷺ secara langsung.

Pendengaran Lebih Penting dalam Pendidikan Iman

Rasulullah ﷺ berdakwah di Makkah selama 13 tahun dengan fokus menanamkan tauhid. Metode yang digunakan banyak melibatkan pendengaran, yaitu:

- Membacakan wahyu Al-Qur'an.

- Menyampaikan nasihat, kisah nabi terdahulu, dan peringatan tentang akhirat.

- Menyuruh sahabat untuk mendengarkan tilawah dengan penuh perhatian.

Dalam proses pembelajaran agama, telinga adalah pintu utama ilmu. Bahkan dalam shalat, kita diperintahkan mendengar bacaan imam dengan khusyuk.

Pendengaran dan Penglihatan dalam Timbangan Amal

Menariknya, Al-Qur'an menyebutkan bahwa kedua indera ini akan dimintai pertanggungjawaban:

"Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawaban." (QS. Al-Isra’: 36)

Urutannya tetap sama: pendengaran didahulukan. Hal ini memberi pelajaran bahwa apa yang kita dengar akan lebih banyak mempengaruhi hati dibanding apa yang kita lihat, karena suara dapat masuk tanpa hambatan meski mata terpejam.

Pendengaran dalam Ibadah

Banyak ibadah dalam Islam yang mengandalkan pendengaran:

1. Azan – Panggilan shalat disampaikan melalui suara agar didengar semua orang.

2. Tilawah Al-Qur'an – Allah memerintahkan kita untuk mendengar bacaan Al-Qur'an dengan tenang dan khusyuk (QS. Al-A’raf: 204).

3. Talbiyah Haji dan Umrah – Mengumandangkan talbiyah adalah bagian dari syiar ibadah yang menggetarkan hati para jamaah.

4. Dzikir berjamaah – Menguatkan iman melalui lantunan suara bersama.

Mengapa Pendengaran Dianggap Lebih Utama dalam Islam

Ada beberapa alasan yang dapat disimpulkan:

1. Pendengaran adalah indera pertama yang berfungsi sejak dalam kandungan.

2. Pendengaran aktif tanpa sadar (saat tidur pun masih bisa mendengar suara keras).

3. Pendengaran sangat berpengaruh pada hati—suara bisa membuat seseorang menangis, termotivasi, atau tersentuh, bahkan tanpa melihat gambar atau peristiwa.

4. Allah sering menyebut pendengaran lebih dulu sebagai tanda prioritas perannya.

5. Hidayah banyak dimulai dari suara—baik suara dakwah, tilawah, atau nasihat.

Penutup...

Pendengaran adalah anugerah besar yang harus disyukuri dan dijaga. Dalam pandangan Islam, ia mendahului penglihatan dalam urutan penyebutan Al-Qur'an, fungsinya bagi pembelajaran iman, dan pengaruhnya pada hati manusia. Kita hendaknya berhati-hati dengan apa yang kita dengarkan, karena telinga adalah pintu masuk hidayah sekaligus dosa.

Sebagaimana pesan Rasulullah ﷺ:

"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)

Jika lisan kita wajib menjaga ucapan, maka telinga kita pun wajib menjaga pendengaran—agar hanya menerima hal-hal yang mendekatkan kita kepada Allah.