Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sesuatu yang Paling Berharga dalam Diri Manusia

 

Sesuatu yang Paling Berharga dalam Diri Manusia

Setiap manusia pasti memiliki sesuatu yang berharga dalam hidupnya. Ada yang menganggap harta sebagai hal paling berharga, ada pula yang menilai kesehatan atau keluarga sebagai aset tak ternilai. Namun, jika kita menelusuri lebih dalam, sesuatu yang paling berharga dalam diri manusia sesungguhnya bukanlah hal yang bisa dilihat oleh mata, melainkan yang tertanam di dalam jiwa: hati dan akal.

1. Hati, Pusat Nilai dan Kepribadian

“Ketahuilah bahwa dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Jika ia baik, maka seluruh tubuh menjadi baik; dan jika ia rusak, maka seluruh tubuh pun menjadi rusak. Ketahuilah, itulah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hati adalah pusat dari segala niat, keputusan, dan arah hidup manusia. Dari hati lahir keikhlasan, kasih sayang, sabar, dan cinta kepada kebaikan. Sebaliknya, dari hati pula bisa tumbuh iri, dengki, sombong, dan kebencian. Karena itu, menjaga kebersihan hati menjadi salah satu tanda kecerdasan spiritual yang tinggi.

Hati yang bersih menjadikan seseorang tenang meski dalam kesulitan. Ia mampu melihat setiap ujian sebagai peluang untuk mendekat kepada Allah. Sebaliknya, hati yang kotor menjadikan hidup penuh keluh kesah dan kebingungan, walau secara materi seseorang tampak sukses.

2. Akal, Cahaya yang Membimbing

Selain hati, akal juga merupakan karunia terbesar yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Dengan akal, manusia mampu berpikir, merencanakan, dan mengenali kebenaran. Dalam Al-Qur’an, banyak ayat yang mengajak manusia untuk berpikir dan menggunakan akal. Itu menunjukkan betapa Allah memuliakan manusia karena kemampuannya untuk memahami.

Namun, akal tanpa hati akan melahirkan kesombongan. Sedangkan hati tanpa akal bisa menjerumuskan dalam kebodohan. Keduanya harus berjalan seimbang — akal menuntun arah, hati menata niat. Dari perpaduan keduanya lahir kebijaksanaan.

3. Keimanan, Sumber Keberhargaan Sejati

Yang membuat hati dan akal menjadi bernilai tinggi adalah iman. Tanpa iman, akal bisa disalahgunakan untuk menipu, dan hati bisa tertutup oleh hawa nafsu. Tetapi dengan iman, akal tunduk kepada kebenaran, dan hati dipenuhi cahaya petunjuk.

“Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.” (QS. Al-Hujurat: 13)

Keimanan adalah harta yang tidak dapat dicuri, tidak bisa dibeli, dan tidak mudah digantikan. Ia menjadi sumber kekuatan batin, ketenangan, dan arah hidup yang jelas.

4. Menjaga yang Berharga

Menjaga sesuatu yang berharga tentu memerlukan usaha. Begitu pula menjaga hati, akal, dan iman. Hati dijaga dengan dzikir dan muhasabah, akal dipelihara dengan ilmu dan berpikir positif, sementara iman dipelihara dengan amal saleh dan menjauhi dosa.

Di zaman modern ini, banyak hal yang bisa mengotori ketiganya — hiburan yang melalaikan, informasi yang menyesatkan, atau gaya hidup yang menjauhkan dari nilai-nilai ketuhanan. Karena itu, penting bagi setiap insan untuk menata kembali prioritas hidupnya: bukan hanya mengejar dunia, tapi juga menjaga sesuatu yang paling berharga di dalam diri.

Penutup

Sesuatu yang paling berharga dalam diri manusia bukanlah benda, jabatan, atau ketenaran. Yang paling berharga adalah hati yang bersih, akal yang sehat, dan iman yang kokoh. Jika ketiganya terjaga, maka hidup akan penuh makna — ringan menghadapi ujian, tenang dalam kesederhanaan, dan mulia di sisi Allah.

© 2025 asadenanyar | Artikel Islami & Inspirasi Kehidupan