Ketika Iblis Berkhutbah pada Hari Kiamat
Di hari ketika seluruh manusia dibangkitkan, langit terbelah, bumi diguncang, dan setiap jiwa digiring menuju tempat pengadilan Allah—pada saat itulah terjadi momen yang sangat menggetarkan: iblis berkhutbah di hadapan para pengikutnya. Bukan khutbah yang menyelamatkan, bukan pula nasihat penuh kasih, melainkan khutbah penyesalan yang tidak lagi berguna.
Fenomena ini diabadikan dalam Al-Qur’an, sebagai pelajaran bagi manusia agar tidak tertipu oleh godaan dunia. Khutbah ini menjadi pengakuan yang pahit, sekaligus keputusan final bahwa iblis berlepas diri dari manusia yang mengikutinya.
Khutbah yang Menghancurkan Harapan Para Pendosa
Allah menceritakan dalam Surah Ibrahim ayat 22:
“Dan berkatalah setan ketika perkara (hisab) telah diselesaikan:
‘Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali aku tidak mempunyai kekuasaan terhadapmu melainkan (sekadar) aku menyerumu lalu kamu mematuhi seruanku. Maka janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri…’”
Ayat ini menggambarkan khutbah Iblis ketika semuanya telah selesai, ketika tak ada lagi kesempatan kembali. Saat itu manusia yang ingkar berusaha menyalahkan Iblis, tetapi Iblis menolak semua tuduhan. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak punya kekuasaan apa-apa—ia hanya mengajak, sementara manusia mengikuti dengan sukarela.
Khutbah itu membuat manusia tenggelam dalam penyesalan yang tak terbayangkan.
Isi Khutbah Iblis: Pengakuan Tanpa Rasa Malu
Jika khutbah biasanya berisi kebenaran dan nasihat, khutbah Iblis justru berisi pengakuan atas kebohongan dan tipu daya yang selama ini ia lakukan. Namun pengakuan itu datang terlambat, setelah pintu rahmat tertutup.
1. “Janji Allah itu benar.”
Iblis mengakui bahwa Allah tidak pernah ingkar janji.
Allah menjanjikan balasan bagi orang beriman dan hukuman bagi pendosa.
Namun manusia sering kali meragukannya, sementara lebih percaya pada bisikan setan.
2. “Aku hanya menjanjikan, tetapi aku bohong.”
Ia mengakui bahwa semua janjinya palsu:
– kebebasan yang menjerumuskan
– kenikmatan sesaat
– rasa aman palsu saat bermaksiat
– dan angan-angan kosong tentang panjangnya umur.
Semua itu ternyata hanyalah ilusi.
3. “Aku tidak punya kekuasaan.”
Inilah pukulan paling telak bagi manusia yang tertipu.
Setan tidak pernah memaksa. Ia tidak bisa.
Ia hanya membisikkan, merayu, dan menampakkan dosa seolah kebaikan.
Yang memutuskan hanyalah manusia.
4. “Salahkanlah diri kalian sendiri.”
Dengan nada dingin, Iblis mengingkari pengikutnya.
Tidak ada solidaritas, tidak ada pembelaan.
Hari itu, hubungan mereka berakhir dengan kehancuran.
Mengapa Iblis Berkhutbah?
Khutbah ini bukan untuk menyelamatkan orang, tetapi sebagai pembenaran dirinya sendiri, untuk menunjukkan bahwa ia tidak bisa disalahkan atas keputusan manusia.
Di dunia, manusia sering beralasan:
“Ini gara-gara setan.”
“Setan membisiki saya.”
“Setan menggoda saya.”
Padahal yang menentukan pilihan tetaplah manusia sendiri.
Khutbah Iblis pada hari kiamat adalah bukti bahwa kelak, manusia tidak memiliki alasan apa pun untuk menyalahkan selain dirinya sendiri.
Pelajaran Besar dari Khutbah Iblis
1. Godaan itu tidak memaksa
Setan hanya mengajak.
Kita yang memutuskan untuk mengikuti atau menolak.
Karena itu Allah tetap menghitung setiap amal dan dosa manusia sebagai pilihan sadar.
2. Kebenaran sering sudah jelas, hanya hati kita yang berpaling
Iblis berkata, “Janji Allah itu benar.”
Masalahnya, manusia lebih sering percaya pada yang terlihat menyenangkan, meski itu sesat.
3. Teman buruk tidak akan menolong
Di dunia, godaan terasa manis karena banyak teman.
Di akhirat, semua teman buruk saling menyalahkan—bahkan Iblis meninggalkan mereka.
4. Penyesalan tidak berguna jika datangnya terlambat
Saat ruh dicabut, saat mata terbelalak di akhirat, semua rengekan tidak akan merubah keputusan Allah.
Bagaimana Agar Tidak Masuk ke Golongan Pengikut Iblis?
-Perkuat iman dengan membaca dan memahami Al-Qur’an.
-Perbanyak dzikir, karena hati yang lalai mudah dimasuki bisikan.
-Hindari lingkungan buruk yang mendekatkan pada maksiat.
-Latih diri menolak godaan kecil, karena dari yang kecil itulah dosa besar dimulai.
-Selalu bertawakkal kepada Allah, memohon perlindungan dari tipu daya setan.
-Allah telah memperingatkan manusia berkali-kali.
Yang mengabaikan peringatan itu, kelak akan menyesal seperti orang-orang yang mendengar khutbah Iblis di hari kiamat.
Khutbah Iblis di hari kiamat adalah peringatan paling keras bagi manusia:
bahwa setan tidak pernah benar-benar peduli pada kita, tidak pernah menolong, dan tidak akan menemani kita dalam kesulitan akhirat.
Ia hanya ingin manusia menemaninya ke neraka.
Semoga kita dijauhkan dari godaan setan dan dikuatkan untuk mengikuti jalan yang benar, agar kelak kita tidak termasuk orang yang mendengar khutbah penyesalan itu.
