Dunia Itu Terasa Indah bagi Orang Mukmin
Dunia sering digambarkan dalam Islam sebagai tempat ujian, ladang amal, dan bukan tempat tinggal abadi. Namun, bukan berarti dunia adalah sesuatu yang harus dibenci atau ditinggalkan sepenuhnya. Sebaliknya, bagi seorang mukmin yang memahami hakikat kehidupan dan menjalani hidup dengan iman serta amal shalih, dunia justru bisa menjadi tempat yang sangat indah.
Dunia dalam Pandangan Islam
Islam memandang dunia sebagai mazra’atul akhirah (ladang akhirat). Apa yang kita tanam di dunia, akan kita tuai hasilnya di akhirat. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir."
(HR. Muslim)
Hadis ini sering disalahpahami. Dunia sebagai “penjara” bagi mukmin bukan berarti hidup penuh penderitaan. Justru maknanya adalah bahwa seorang mukmin menahan diri dari hawa nafsu, dari hal-hal yang dilarang Allah, dan membatasi dirinya agar tetap dalam rambu-rambu syariat. Namun dalam keterbatasan itu, ia menemukan keindahan yang hakiki.
Keindahan Dunia bagi Orang Mukmin
Dunia Adalah Wadah Ibadah
Bagi seorang mukmin, dunia bukan sekadar tempat mencari harta atau kesenangan, melainkan tempat mempersembahkan amal terbaik kepada Allah. Dari bangun tidur hingga tidur kembali, setiap aktivitas bisa menjadi ibadah jika diniatkan karena Allah.
Bahkan bekerja, menikah, belajar, atau bersosialisasi bisa bernilai ibadah. Maka, bagi seorang mukmin, dunia terasa sangat bermakna dan indah karena setiap momen adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Dunia Penuh Tanda-Tanda Kekuasaan Allah
Al-Qur’an mengajak kita untuk merenungkan alam semesta. Langit yang terbentang, pepohonan yang tumbuh, air yang mengalir, semuanya adalah ayat-ayat kauniyah yang menunjukkan keagungan Allah. Mukmin yang peka hatinya akan melihat dunia sebagai lukisan indah yang penuh makna dan pelajaran.
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal."
(QS. Ali 'Imran: 190)
Dunia Memberi Kesempatan Berbuat Kebaikan
Dunia adalah tempat di mana seorang mukmin bisa berbagi, menolong, membina keluarga, mendidik anak, membantu fakir miskin, dan berkontribusi untuk umat. Aktivitas-aktivitas ini mendatangkan kebahagiaan yang tidak bisa digantikan oleh materi.
Orang yang mengisi dunianya dengan memberi akan merasakan keindahan dunia melebihi siapa pun yang hanya mengejar harta.
Dunia Adalah Jalan Menuju Surga
Dunia, bagi seorang mukmin, adalah jembatan yang harus dilalui untuk mencapai ridha Allah dan surga-Nya. Maka setiap kesabaran, setiap pengorbanan, setiap amal shalih yang dilakukan di dunia menjadi tiket untuk mendapatkan kehidupan yang jauh lebih indah di akhirat kelak.
Maka, dunia menjadi tempat yang sangat berharga, bukan untuk dinikmati secara hedonistik, tapi dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meraih kebahagiaan yang abadi.
Menikmati Dunia Tanpa Terikat Padanya
Islam tidak melarang umatnya menikmati keindahan dunia. Allah berfirman:
"Katakanlah: Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pula yang mengharamkan) rezeki yang baik-baik?"
(QS. Al-A’raf: 32)
Namun, seorang mukmin menikmati dunia dengan penuh kesadaran. Ia tidak menjadikan dunia sebagai tujuan utama, tapi sebagai alat. Ia memegang dunia di tangan, bukan di hati. Ia sadar bahwa semua kenikmatan dunia ini sementara, dan akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah.
Dunia Itu Indah, Jika Dihuni oleh Hati yang Bertaqwa
Seorang mukmin memandang dunia dengan pandangan iman. Ketika orang lain melihat dunia sebagai tempat mengejar popularitas dan kekayaan, ia melihat dunia sebagai taman amal. Ketika orang lain mengeluh karena ujian hidup, ia bersyukur karena setiap ujian memperkuat jiwanya.
Ia bahagia bukan karena banyaknya harta, tapi karena cukup dan syukur. Ia tenang bukan karena bebas dari masalah, tapi karena yakin bahwa Allah bersamanya. Inilah keindahan hidup seorang mukmin—indah karena dijiwai oleh iman dan taqwa.
Akhir kata.....
Dunia memang fana, tapi tidak berarti hina. Dunia bisa sangat indah—bila dilihat dari mata hati seorang mukmin yang bertaqwa. Ia tidak terlena oleh gemerlapnya, tetapi ia juga tidak menolaknya. Ia hidup seimbang: bekerja dengan semangat, beribadah dengan tekun, dan menyikapi hidup dengan bijak.
Bagi seorang mukmin, dunia adalah tempat di mana ia mencintai dan dicintai oleh Allah. Maka bagaimana mungkin ia tidak melihat dunia sebagai tempat yang sangat indah?
"Barangsiapa menjadikan akhirat sebagai tujuan utamanya, maka Allah akan menjadikan kekayaannya di hatinya, mengumpulkan urusannya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan tunduk."
(HR. Tirmidzi)