Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Fitnah Akan Datang Seperti Malam Gelap Gulita


Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:

"Bersegeralah kalian beramal sebelum datang fitnah-fitnah seperti potongan malam yang gelap gulita. Seorang di pagi hari beriman, namun di sore hari menjadi kafir; dan di sore hari beriman, namun di pagi hari menjadi kafir. Ia menjual agamanya demi secuil dari dunia."

(HR. Muslim no. 118)

Hadits ini menggambarkan sebuah fenomena menakutkan yang akan terjadi menjelang hari kiamat, yaitu datangnya fitnah yang sangat besar hingga membuat manusia terombang-ambing dalam keimanan. Fitnah yang datang bukan seperti hujan yang bisa ditangkal dengan payung, tetapi seperti malam yang gelap gulita—tidak tahu arah, tidak tahu mana benar dan mana salah.

 Apa Itu Fitnah?

Dalam Islam, fitnah bukan hanya berarti tuduhan keji atau kabar bohong, tetapi bisa juga berarti ujian, godaan, dan kondisi yang menguji keimanan seseorang. Fitnah bisa datang dalam berbagai bentuk:

Fitnah harta, ketika seseorang rela meninggalkan agamanya demi kekayaan.

Fitnah wanita, yang menggoda seseorang untuk bermaksiat dan melupakan akhirat.

Fitnah kekuasaan, ketika seseorang mengorbankan prinsip demi jabatan.

Fitnah ilmu, ketika ilmu digunakan untuk kepentingan duniawi semata.

Semua ini bisa menjadikan seseorang berpaling dari kebenaran tanpa disadarinya.

Gelapnya Malam: Simbol Kehilangan Petunjuk

Ketika malam datang tanpa cahaya, manusia tidak bisa melihat dengan jelas. Begitu pula ketika fitnah melanda, manusia kehilangan arah. Baik dan buruk menjadi samar. Orang yang tadinya teguh dalam iman bisa tergelincir dalam kekafiran atau kemunafikan. Inilah yang digambarkan Nabi ﷺ:

“Seseorang di pagi hari beriman, di sore hari kafir.”

Perubahan ini bisa terjadi dengan cepat, hanya dalam hitungan jam. Hari ini seseorang terlihat sholeh, esoknya justru menjadi penentang kebenaran. Ini menunjukkan betapa dahsyatnya fitnah akhir zaman.

Penyebab Mudahnya Terjerumus dalam Fitnah

1. Lemahnya ilmu agama

Orang yang tidak paham agamanya akan mudah tertipu oleh rayuan dunia dan logika sesat. Tanpa pondasi yang kuat, ia tidak tahu mana jalan yang lurus dan mana yang menyesatkan.

2. Cinta dunia yang berlebihan

Orang yang lebih mencintai dunia daripada akhirat mudah menjual agamanya demi harta, popularitas, atau kenikmatan sesaat.

3. Lingkungan yang buruk

Berteman dengan orang-orang yang lalai atau pendosa bisa menyeret seseorang jauh dari cahaya keimanan.

4. Pengaruh media dan informasi

Di zaman digital ini, informasi berseliweran tanpa saring. Banyak fitnah muncul dari media sosial, tayangan, dan berita yang menyesatkan akidah serta moral.

Cara Menjaga Diri dari Fitnah

1. Menuntut ilmu agama secara terus-menerus

Ilmu adalah cahaya yang menerangi jalan. Orang yang berilmu bisa membedakan mana yang haq dan mana yang batil.

2. Memperbanyak amal shalih

Amal adalah pelindung iman. Orang yang aktif dalam ibadah dan amal kebajikan akan lebih kuat dalam menghadapi ujian.

3. Berteman dengan orang shalih

Lingkungan sangat memengaruhi hati dan perilaku. Berteman dengan orang beriman bisa menjadi perisai dari keburukan.

4. Berdoa memohon perlindungan dari fitnah

   Rasulullah ﷺ mengajarkan kita doa:

   "Ya Allah, lindungilah aku dari fitnah yang tampak maupun yang tersembunyi."

    (HR. Muslim)

5. Menjaga hati dan lisan

Banyak fitnah berawal dari hati yang kotor dan lisan yang tak terjaga. Maka, bersihkan hati dengan dzikir dan pelihara lisan dari ucapan dusta dan ghibah.

Penutup: Segeralah Beramal!

Rasulullah ﷺ tidak hanya memperingatkan, tapi juga memberikan solusi: “Bersegeralah kalian beramal…”

Artinya, jangan tunda-tunda dalam berbuat baik. Jangan menunggu nanti untuk bertobat, untuk belajar agama, atau untuk memperbaiki diri.

Karena bisa jadi, ketika kita menunda, fitnah sudah datang lebih dulu dan menenggelamkan kita dalam kegelapan. Maka, mumpung masih diberi waktu dan kesempatan, mari kita perkuat iman, memperbanyak amal, dan berlindung kepada Allah dari fitnah akhir zaman.

"Ya Allah, teguhkanlah hati kami di atas agama-Mu."

(HR. Tirmidzi, shahih)