Penyakit Mematikan untuk Wanita yang Tidak Menutup Aurat
Menutup aurat bukan sekadar perintah agama, tetapi juga bentuk perlindungan diri yang menyeluruh—meliputi aspek spiritual, moral, hingga kesehatan. Dalam Islam, wanita diwajibkan menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan ketika berada di hadapan laki-laki yang bukan mahram. Perintah ini termaktub dalam Al-Qur’an, di antaranya:
"Dan katakanlah kepada para wanita yang beriman agar mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) terlihat darinya..."
(QS. An-Nur: 31)
Selain sebagai wujud ketaatan, menutup aurat juga menjadi benteng dari berbagai dampak negatif yang sering tidak disadari. Salah satunya adalah risiko terkena penyakit, termasuk penyakit yang bersifat mematikan.
1. Kanker Kulit (Melanoma)
Tidak menutup aurat berarti kulit sering terpapar sinar ultraviolet (UV) secara langsung. Paparan UV berlebihan dapat merusak DNA sel kulit dan memicu kanker kulit jenis melanoma, yang dapat menyebar dengan cepat ke organ lain.
Fakta medis:
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa paparan sinar UV adalah penyebab utama kanker kulit.
Kulit yang sering terbakar matahari (sunburn) memiliki risiko lebih tinggi mengalami mutasi sel ganas.
Pandangan Islam:
Menutup aurat berarti secara alami melindungi kulit dari paparan berbahaya ini. Dengan kata lain, hijab bukan hanya syariat, tetapi juga “tabir kesehatan”.
2. Kanker Serviks
Kanker serviks umumnya disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV), yang menular melalui hubungan seksual berisiko. Dalam konteks wanita yang tidak menutup aurat, faktor ini sering dikaitkan dengan meningkatnya peluang menggoda atau digoda untuk pergaulan bebas.
Fakta medis:
Kanker serviks adalah penyebab kematian nomor dua pada wanita di banyak negara berkembang.
Pencegahan paling efektif adalah menjaga kebersihan, menghindari pergaulan bebas, dan rutin melakukan pemeriksaan Pap smear.
Pandangan Islam:
Syariat menutup aurat bukan sekadar kain, tetapi juga “pagar” untuk mencegah interaksi yang dapat berujung pada perbuatan zina—yang menjadi pintu masuk penularan penyakit mematikan seperti HPV.
3. Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV/AIDS
Tidak menutup aurat dapat memicu godaan dan interaksi yang mengarah pada perilaku seksual bebas, yang pada gilirannya meningkatkan risiko terpapar IMS seperti sifilis, gonore, hingga HIV/AIDS.
Fakta medis:
HIV/AIDS belum memiliki obat yang benar-benar menyembuhkan, hanya terapi untuk menekan perkembangan virus.
IMS tertentu dapat merusak organ reproduksi secara permanen dan bahkan mengancam nyawa.
Pandangan Islam:
Islam mengajarkan ghadhul bashar (menundukkan pandangan) dan menutup aurat untuk menjaga kesucian diri. Dengan ketaatan ini, pintu menuju perilaku berisiko tertutup rapat.
4. Kanker Payudara
Meski penyebab pasti kanker payudara beragam, penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup yang menjurus pada pergaulan bebas, paparan hormon seks berlebihan, serta stres kronis dapat meningkatkan risikonya.
Fakta medis:
Kanker payudara adalah penyebab kematian utama pada wanita di seluruh dunia.
Faktor risiko termasuk pubertas dini, gaya hidup tidak sehat, dan hubungan seksual bebas yang memengaruhi keseimbangan hormon.
Pandangan Islam:
Dengan menutup aurat, wanita mengurangi peluang menjadi objek seksual publik, sehingga potensi terlibat dalam pola hidup yang memicu faktor risiko pun berkurang.
5. Gangguan Psikologis dan Depresi
Tidak menutup aurat sering diiringi dengan tekanan sosial untuk selalu tampil menarik di hadapan publik. Hal ini dapat memicu stres, gangguan citra tubuh (body image disorder), hingga depresi berat.
Fakta medis:
Tekanan untuk tampil sempurna meningkatkan risiko gangguan makan (eating disorder) dan depresi.
Stres kronis berdampak buruk pada sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh lebih rentan terhadap penyakit mematikan.
Pandangan Islam:
Hijab mengajarkan fokus pada kepribadian dan akhlak, bukan hanya penampilan fisik. Ini adalah bentuk penjagaan kesehatan mental yang sering terabaikan.
Menutup Aurat: Perlindungan Spiritual dan Medis
Jika kita melihatnya secara utuh, menutup aurat bukan hanya sekadar kain yang menutupi tubuh, tetapi sebuah sistem perlindungan yang:
1. Melindungi fisik dari paparan berbahaya.
2. Melindungi moral dari godaan dan fitnah.
3. Melindungi jiwa dari tekanan sosial yang merusak mental.
Tidak menutup aurat dapat membuka pintu bagi berbagai penyakit, baik secara langsung (seperti kanker kulit akibat paparan UV) maupun tidak langsung (seperti IMS akibat pergaulan bebas). Perintah Allah SWT tentang menutup aurat memiliki hikmah besar yang menyentuh seluruh aspek kehidupan: fisik, mental, dan spiritual.
Menutup aurat adalah investasi kesehatan dan keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana firman Allah:
“Dan pakaian takwa itulah yang paling baik.”
(QS. Al-A’raf: 26)
Dengan menutup aurat, seorang wanita tidak hanya menjaga kehormatannya, tetapi juga menutup peluang datangnya penyakit mematikan yang bisa mengancam nyawa.