Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sesungguhnya "Kesulitan" Itu Lebih Aman

Hidup di dunia tidak pernah lepas dari ujian dan cobaan. Setiap manusia akan melewati masa-masa sulit, entah berupa kekurangan harta, sakit, kegagalan, atau ujian dalam bentuk lain. Sering kali kita berdoa agar dijauhkan dari kesulitan, padahal di balik kesulitan itu ada penjagaan Allah yang membuatnya justru lebih aman dibanding kesenangan yang menipu.

Kesulitan Adalah Bentuk Kasih Sayang Allah

Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

Ayat ini menunjukkan bahwa tidak semua yang kita anggap buruk itu benar-benar buruk. Kesulitan hidup bisa jadi merupakan jalan terbaik agar kita kembali kepada Allah, tidak lalai, dan lebih berhati-hati dalam melangkah.

Kesulitan Membuat Hati Lebih Dekat kepada Allah

Dalam keadaan senang dan lapang, sering kali manusia lalai. Namun, ketika kesulitan menimpa, hati menjadi lebih mudah tunduk dan khusyuk. Doa menjadi lebih ikhlas, air mata lebih tulus, dan ibadah lebih terasa maknanya.

Bahkan Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barangsiapa Allah kehendaki kebaikan baginya, niscaya Dia akan menimpakan musibah kepadanya.” (HR. Bukhari)

Hadis ini menegaskan bahwa kesulitan adalah tanda kasih sayang Allah, sebab dengannya kita disucikan dari dosa dan diangkat derajatnya.

Kesulitan Lebih Aman daripada Kesenangan yang Menipu

Kesenangan dunia sering kali membuat manusia terlena. Banyak orang justru jauh dari Allah saat diberi kelapangan. Harta, jabatan, dan kenyamanan bisa menjadi fitnah besar. Sebaliknya, kesulitan menjaga manusia agar tidak terlalu cinta dunia, karena hatinya sibuk bergantung hanya kepada Allah.

Dengan kata lain, kesulitan bisa menjadi benteng yang mengamankan hati dari kesombongan, kedurhakaan, dan kelalaian.

Kesulitan Membersihkan Dosa

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tidaklah seorang muslim ditimpa musibah, penyakit, kegelisahan, kesedihan, bahkan duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapus sebagian dari kesalahannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Betapa besar rahmat Allah. Kesulitan bukanlah hukuman, melainkan sarana pembersihan diri. Maka, betapa aman hidup seorang hamba yang sabar dalam kesulitan, sebab setiap sakit, lelah, dan air mata menjadi penebus dosa.

Belajar Melihat Kesulitan dengan Kacamata Iman

Seorang mukmin tidak seharusnya memandang kesulitan hanya sebagai penderitaan. Ia perlu melihatnya sebagai ujian yang penuh hikmah. Ketika kesulitan dihadapi dengan sabar dan tawakal, maka hidup terasa lebih tenang. Sebaliknya, bila hanya mengeluh, kesulitan justru menjadi beban yang melemahkan.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

“Ujian itu bagaikan obat. Meski pahit, ia adalah penyembuh. Maka terimalah dengan sabar, sebab Allah-lah yang memberikannya untuk kesembuhanmu.”

Karena itulah, Sesungguhnya kesulitan itu lebih aman bagi seorang mukmin, sebab dengannya hati terjaga dari lalai, dosa terhapus, doa semakin tulus, dan derajat semakin tinggi. Maka janganlah berputus asa ketika diuji. Jadikan kesulitan sebagai pengingat bahwa dunia bukan tempat tinggal yang abadi, melainkan ladang ujian menuju akhirat.

Allah selalu bersama hamba-Nya yang sabar. Dan yakinlah, di balik setiap kesulitan, ada keberkahan dan hikmah, kebaikan, dan rahmat yang luas dari-Nya.