Haul ke-47 KH Bishri Syansuri, Menghidupkan Kembali Warisan Fiqih dan Kebangsaan
Peringatan Haul ke-47 KH M. Bishri Syansuri di Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar, Jombang berlangsung khidmat dengan tajuk utama menegaskan ulang nilai-nilai keilmuan agama dan kebangsaan yang diwariskan oleh ulama besar tersebut. Acara ini bukan sekadar tradisi tahunan, tetapi momentum refleksi terhadap peran pesantren dalam menjaga tradisi Islam moderat dan komitmen kebangsaan di tengah dinamika kehidupan umat Islam di Indonesia.
KH M. Bishri Syansuri dikenal sebagai sosok ulama dan tokoh besar Nahdlatul Ulama (NU) yang berkontribusi besar dalam pengembangan ilmu fiqih, pendidikan pesantren, serta nilai-nilai toleransi. Pemikiran dan teladannya masih menjadi rujukan ribuan kader NU di berbagai bidang, termasuk pendidikan, dakwah, dan kebijakan publik.
Dalam sambutannya, Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat Republik Indonesia, Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menegaskan bahwa perjuangan dan warisan keilmuan Mbah Bishri tetap hidup melalui para santri dan kader NU. Ia mengajak seluruh hadirin untuk terus mendoakan para ulama dan mendukung generasi penerus pesantren dalam menentukan arah bangsa ke depan di tengah tantangan zaman.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak turut hadir dan mengakui kontribusi besar KH Bishri Syansuri dalam mempertahankan kemerdekaan serta membangun karakter bangsa. Ia menilai bahwa keteladanan ulama seperti Mbah Bishri menjadi modal penting dalam menghadapi tantangan era modern.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar, KH Abdussalam Shohib (Gus Salam), bersama para masyayikh dan alumni, menegaskan pentingnya menjaga tradisi pendidikan yang menekankan kedalaman ilmu agama, akhlak mulia, dan tanggung jawab sosial. Menurutnya, pesantren bukan hanya tempat pewarisan ilmu klasik, tetapi juga pusat pembentukan nilai yang relevan dengan dinamika sosial dan pemajuan bangsa.
Peringatan haul ini juga menjadi pengingat bahwa pesantren harus terus menjadi pilar utama dalam membentuk karakter umat dan generasi nasional yang unggul, berilmu, dan berkepribadian kuat — sesuai dengan warisan yang ditinggalkan oleh KH M. Bishri Syansuri selama hidupnya.
