Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ternyata! Lelah itu Sebuah Nikmat

Dalam hidup ini, kita sering merasa lelah. Lelah bekerja, lelah belajar, lelah mengurus keluarga, bahkan lelah menghadapi diri sendiri. Namun pernahkah kita berpikir, bahwa di balik setiap rasa lelah itu sebenarnya tersimpan sebuah nikmat yang besar?

1. Lelah Itu Tanda Hidup Masih Berjalan

Selama tubuh ini masih bisa merasa lelah, itu artinya kita masih diberi kesempatan oleh Allah untuk berjuang. Orang yang sudah tak lagi merasakan lelah hanyalah mereka yang sudah tak bernyawa. Jadi, rasa lelah bukanlah musibah—ia justru tanda bahwa hidup masih berlangsung dan perjuangan masih terus Allah izinkan.

Bayangkan, betapa banyak orang yang ingin beraktivitas, namun tubuhnya sudah tak lagi mampu. Mereka ingin bekerja, ingin bergerak, ingin beribadah, tapi sakit menahan mereka. Sementara kita, yang bisa lelah karena aktivitas, sejatinya sedang menikmati salah satu bentuk karunia Allah: kesehatan dan kesempatan.

2. Lelah Itu Bukti Kita Sedang Beramal

Tak semua lelah bernilai sama. Ada lelah yang sia-sia, dan ada lelah yang berpahala. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa setiap amal yang dilakukan karena Allah tidak akan sia-sia, meskipun hanya sebesar zarrah.

Ketika kita lelah karena beribadah—karena bangun malam, karena menahan lapar di siang hari Ramadan, karena berjalan jauh menuju masjid—maka setiap tetes peluh itu dicatat sebagai amal. Bahkan ketika kita lelah bekerja untuk menafkahi keluarga, lelah mengasuh anak, atau lelah membantu sesama, semua itu bisa menjadi tabungan akhirat bila diniatkan karena Allah.

3. Lelah yang Menghapus Dosa

Ada pepatah indah dari para ulama: “Setiap kelelahan yang dirasakan seorang mukmin dalam ketaatan, akan menjadi penghapus dosa.”

Allah tidak menilai hasil semata, tapi juga menghargai proses dan perjuangan. Setiap rasa capek, letih, atau sakit yang menimpa seorang hamba dalam kebaikan adalah cara Allah membersihkan dirinya dari dosa-dosa kecil.

Maka, jangan anggap remeh rasa pegal usai shalat malam, atau kantuk karena bangun lebih awal untuk menyiapkan kebutuhan keluarga. Semua itu adalah tanda bahwa Allah masih ingin membersihkan kita dengan cara yang lembut.

4. Lelah Dunia, Istirahat di Surga

Dunia memang tempatnya lelah. Tidak ada yang abadi di sini, bahkan kebahagiaan pun sering disertai perjuangan. Namun, bagi orang beriman, setiap lelah di dunia akan dibayar dengan ketenangan di akhirat.

Jika hidup terasa berat, ingatlah sabda Nabi ﷺ:

"Surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disukai, dan neraka dikelilingi oleh hal-hal yang disukai."

(HR. Muslim)

Artinya, lelah kita dalam berbuat baik hari ini adalah jalan menuju surga yang penuh kedamaian esok hari.

5. Syukuri Lelahmu Hari Ini

Daripada mengeluh atas rasa capek, cobalah ucapkan, “Alhamdulillah, aku masih diberi tenaga untuk berjuang.”

Sebab, di balik lelah itu, ada keberkahan yang kadang tak terlihat. Ada kasih sayang Allah yang sedang melatih kita agar lebih sabar, lebih kuat, dan lebih ikhlas.

Rasa lelah bukanlah suatu tanda kelemahan, melainkan bukti bahwa kita sedang menempuh jalan menuju kebaikan.

Jadi, jangan takut lelah dalam ketaatan, karena istirahat sejati bukan di kasur empuk, melainkan di surga yang dijanjikan Allah bagi hamba-hamba yang sabar dan ikhlas.