Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

8 Keutamaan Bulan Dzulqa’dah dalam Islam


Bulan Dzulqa’dah adalah bulan ke-11 dalam kalender Hijriyah. Ia termasuk dalam deretan empat bulan haram (suci) dalam Islam bersama dengan Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Meskipun sering kali terlupakan karena tidak memiliki ibadah besar seperti Ramadhan atau Dzulhijjah, bulan Dzulqa’dah menyimpan banyak keutamaan dan nilai sejarah yang penting dalam perjalanan Islam.

1. Termasuk Empat Bulan Haram
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram...”
(QS. At-Taubah: 36)

Empat bulan haram tersebut adalah Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Dalam bulan-bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk lebih memperbanyak amal saleh dan menjauhi perbuatan dosa, karena pahala dan dosa dilipatgandakan di dalamnya.

Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa dosa-dosa yang dilakukan di bulan haram lebih besar nilainya di sisi Allah, dan amal saleh yang dilakukan pun lebih tinggi nilainya.

2. Bulan Dimulainya Ibadah Haji
Dzulqa’dah juga merupakan bulan pertama dari tiga bulan haji, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Allah berfirman:

"Haji adalah (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi."
(QS. Al-Baqarah: 197)

Meskipun puncak ibadah haji terjadi pada Dzulhijjah, tetapi jamaah haji mulai melakukan berbagai persiapan, termasuk ihram dan perjalanan menuju Makkah pada bulan Dzulqa’dah. Nabi Muhammad SAW sendiri melakukan semua pelaksanaan haji dan umrah dalam bulan-bulan haram, termasuk Dzulqa’dah.

3. Nabi Melakukan Umrah di Bulan Dzulqa’dah
Dalam catatan sejarah, Rasulullah SAW melakukan empat kali umrah sepanjang hidupnya, dan semuanya dilakukan di bulan Dzulqa’dah kecuali satu:

-Umrah Hudaibiyah (tahun 6 H), yang tertunda karena perjanjian Hudaibiyah.

-Umrah Qadha (tahun 7 H).

-Umrah dari Ji’ranah (tahun 8 H), setelah pembagian harta perang Hunain.

-Umrah dalam Haji Wada’ (tahun 10 H).

Ini menunjukkan keutamaan bulan Dzulqa’dah sebagai waktu yang penuh berkah untuk ibadah.

4. Bulan Perdamaian dan Penghentian Perang
Secara historis dan budaya Arab pra-Islam, Dzulqa’dah dikenal sebagai bulan di mana perang dilarang. Bahkan suku-suku yang paling keras pun menghormati larangan ini. Islam meneruskan prinsip ini dan menjadikannya bagian dari syariat. Dalam bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk menjaga kedamaian, mempererat silaturahmi, dan menjauhi permusuhan.

5. Momentum Muhasabah Diri
Karena Dzulqa’dah datang sebelum Dzulhijjah, yang merupakan bulan ibadah besar (haji, Idul Adha, dan puasa Arafah), maka Dzulqa’dah bisa menjadi momentum bagi umat Islam untuk mempersiapkan diri secara spiritual. Bulan ini sangat tepat untuk melakukan muhasabah (introspeksi diri), memperbaiki niat, dan meningkatkan kualitas ibadah sebagai bekal menuju hari-hari agung di Dzulhijjah.

6. Menjauhi Dosa Lebih Ditekankan
Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata, “Di bulan-bulan haram, keharaman melakukan dosa lebih besar daripada bulan-bulan lain. Maka, hendaknya seorang muslim lebih berhati-hati terhadap maksiat di bulan-bulan ini, terlebih Dzulqa’dah yang juga berdekatan dengan bulan haji.”

Dalam bulan-bulan haram, termasuk Dzulqa’dah, ditekankan pentingnya menjaga lisan, pandangan, serta hati dari hal-hal yang melalaikan dan menjauhkan dari Allah.

7. Peluang Meraih Pahala yang Dilipatgandakan
Karena keistimewaan bulan ini sebagai salah satu dari bulan haram, maka amal saleh yang dilakukan di dalamnya memiliki bobot yang lebih besar. Di antara amalan yang bisa diperbanyak:

-Shalat sunnah: seperti rawatib, dhuha, dan tahajjud.

-Puasa sunnah: meski tidak ada puasa khusus untuk Dzulqa’dah, puasa Senin-Kamis atau puasa Daud tetap dianjurkan.

-Sedekah: memperbanyak infak kepada yang membutuhkan.

-Membaca Al-Qur’an dan berdzikir.

-Istighfar dan taubat: sebagai bentuk penyucian jiwa.

8. Momen Menjaga Silaturahmi
Sebagai bulan yang dihormati dan penuh kedamaian, Dzulqa’dah bisa menjadi momentum untuk mempererat tali silaturahmi. Islam menekankan pentingnya menjaga hubungan keluarga dan sesama muslim. Memanfaatkan bulan ini untuk menyambung kembali hubungan yang renggang sangat dianjurkan.

Bulan Dzulqa’dah sering kali luput dari perhatian umat Islam. Padahal, ia menyimpan berbagai keutamaan besar, baik dari sisi sejarah maupun ibadah. Menjadi salah satu dari bulan haram, Dzulqa’dah memberi kesempatan emas bagi kaum muslimin untuk memperbanyak amal kebaikan dan menjauhi dosa.

Mari manfaatkan bulan Dzulqa’dah ini dengan meningkatkan ketakwaan, memperbanyak ibadah, dan memperkuat hubungan sosial. Dengan begitu, kita dapat memasuki bulan Dzulhijjah dan hari-hari istimewanya dalam keadaan hati yang bersih dan jiwa yang siap menyambut rahmat Allah.