Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peristiwa-Peristiwa Penting di Bulan Dzulqa’dah


Bulan Dzulqa’dah adalah bulan kesebelas dalam kalender Hijriyah. Nama “Dzulqa’dah” berasal dari kata “qa’ada” yang berarti duduk atau tenang. Bulan ini termasuk dalam deretan empat bulan haram (suci) dalam Islam, bersama dengan Muharram, Rajab, dan Dzulhijjah. Dalam bulan-bulan haram, Allah SWT melarang umat Islam melakukan peperangan, dan menganjurkan untuk memperbanyak amal saleh.

Selain keistimewaannya sebagai bulan suci, Dzulqa’dah juga menjadi saksi sejumlah peristiwa penting dalam sejarah Islam. Berikut adalah beberapa peristiwa besar yang terjadi di bulan Dzulqa’dah.

1. Perjanjian Hudaibiyah (6 H)

Salah satu peristiwa paling bersejarah yang terjadi di bulan Dzulqa’dah adalah Perjanjian Hudaibiyah, yang berlangsung pada tahun ke-6 Hijriyah. Ketika itu, Nabi Muhammad SAW dan sekitar 1.400 sahabat berangkat dari Madinah menuju Makkah dengan niat untuk menunaikan umrah.

Namun, kaum Quraisy menghadang mereka di Hudaibiyah dan tidak mengizinkan masuk ke Makkah. Setelah melalui negosiasi panjang, akhirnya disepakati perjanjian damai antara kaum Muslimin dan Quraisy. Beberapa isi dari perjanjian ini tampak merugikan kaum Muslimin, namun ternyata perjanjian ini membawa kemenangan diplomatik dan strategis yang sangat besar bagi umat Islam.

Perjanjian ini juga membuka pintu dakwah lebih luas dan menjadi awal dari Fathul Makkah (Penaklukan Makkah) dua tahun kemudian.

2. Umrah Qadha’ (7 H)

Setahun setelah Perjanjian Hudaibiyah, tepatnya pada bulan Dzulqa’dah tahun ke-7 Hijriyah, Rasulullah SAW dan para sahabat menunaikan Umrah Qadha’ sebagai ganti dari umrah yang tertunda tahun sebelumnya.

Dalam perjalanan ini, kaum Muslimin akhirnya bisa masuk ke kota Makkah dengan aman selama tiga hari, sesuai isi perjanjian. Meskipun hanya sebentar, kedatangan Rasulullah SAW ini meninggalkan kesan mendalam bagi penduduk Makkah dan memperlihatkan perkembangan kekuatan Islam yang semakin besar.

Umrah Qadha’ menjadi simbol bahwa janji Allah pasti benar dan menjadi contoh nyata bagaimana kesabaran dan strategi dalam dakwah dapat membuahkan hasil.

3. Perang Khandaq Selesai di Bulan Dzulqa’dah (5 H)

Perang Khandaq (Parit) atau juga dikenal sebagai Perang Ahzab terjadi pada bulan Syawal tahun ke-5 Hijriyah. Namun, penyelesaian dan berakhirnya pengepungan kota Madinah oleh pasukan koalisi Quraisy dan sekutunya terjadi di awal Dzulqa’dah.

Perang ini menjadi ujian berat bagi umat Islam, karena mereka harus bertahan dalam kondisi sulit selama berminggu-minggu. Namun, dengan strategi menggali parit yang diusulkan oleh Salman Al-Farisi dan pertolongan Allah dalam bentuk badai yang menghancurkan kekuatan musuh, umat Islam berhasil mempertahankan kota Madinah.

Berakhirnya Perang Khandaq di bulan Dzulqa’dah menunjukkan bagaimana pertolongan Allah datang di saat yang tepat, asalkan umat Islam bersabar dan bersatu.

4. Nabi Muhammad SAW Melaksanakan Haji Wada’ (10 H)

Meskipun pelaksanaan haji dilakukan pada bulan Dzulhijjah, perjalanan Nabi SAW dari Madinah menuju Makkah untuk menunaikan Haji Wada’ dimulai pada akhir bulan Dzulqa’dah tahun ke-10 Hijriyah. Haji ini adalah satu-satunya haji yang dilaksanakan Rasulullah SAW setelah hijrah, sekaligus menjadi haji perpisahan karena setelahnya beliau wafat.

Rombongan haji ketika itu mencapai lebih dari 100.000 orang. Dalam haji ini, Rasulullah menyampaikan khutbah yang sangat monumental, dikenal sebagai Khutbah Haji Wada’, yang berisi pesan-pesan penting mengenai kesetaraan, amanah, dan hak-hak sesama manusia.

Perjalanan haji yang dimulai pada bulan Dzulqa’dah ini menunjukkan bahwa bulan tersebut memang menjadi waktu yang sangat mulia untuk melakukan perjalanan ibadah.

5. Dzulqa’dah: Bulan Dimulainya Umrah oleh Para Nabi

Menurut sebagian riwayat, banyak nabi terdahulu melakukan umrah pada bulan Dzulqa’dah, termasuk Nabi Ibrahim AS. Ini menunjukkan bahwa bulan Dzulqa’dah memang telah menjadi bulan ibadah jauh sebelum datangnya Islam sebagai syariat terakhir. Bahkan dalam sirah Nabi SAW disebutkan bahwa semua umrah yang dilakukan oleh beliau berada di bulan Dzulqa’dah:

“Rasulullah SAW melakukan umrah sebanyak empat kali, semuanya pada bulan Dzulqa’dah kecuali yang bersamaan dengan haji beliau.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

6. Keutamaan Bulan Dzulqa’dah dalam Al-Qur’an dan Hadis

Allah SWT berfirman dalam Surah At-Taubah ayat 36:

“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram...”

Para ulama tafsir menyebut bahwa empat bulan haram itu adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab, yang telah dimuliakan sejak zaman Nabi Ibrahim AS. Di bulan-bulan ini, dosa dilipatgandakan dan kezaliman sangat dilarang.

Sebaliknya, amal kebaikan juga memiliki pahala yang lebih besar. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan memperbanyak puasa sunah, zikir, membaca Al-Qur’an, dan memperbaiki diri selama bulan ini.

Bulan Dzulqa’dah bukan hanya bulan menjelang musim haji, tetapi juga bulan penuh peristiwa penting dalam sejarah Islam. Dari Perjanjian Hudaibiyah, Umrah Qadha’, hingga dimulainya Haji Wada’, semuanya menunjukkan bahwa bulan ini adalah waktu yang strategis dalam perjalanan dakwah Rasulullah SAW.

Sebagai umat Islam, hendaknya kita tidak melewatkan keutamaan bulan ini dengan memperbanyak amal kebaikan, menjauhi dosa, dan mengambil pelajaran dari peristiwa-peristiwa besar yang terjadi di dalamnya. Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang menghormati bulan-bulan haram dan mendapatkan keberkahan darinya.