Bahaya Tajassus dalam Pandangan Islam
Apa Itu Tajassus?
Secara bahasa, tajassus berasal dari kata Arab "jasasa" yang berarti mengintai, mencari tahu, atau menyelidiki sesuatu secara sembunyi-sembunyi. Dalam konteks syariat, tajassus merujuk pada tindakan mencari-cari aib, rahasia, atau kesalahan orang lain tanpa hak, baik dengan cara langsung (menguping, mengintai) maupun tidak langsung (membuka pesan pribadi, mengakses data pribadi tanpa izin).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an:
"Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain (tajassus), dan janganlah menggunjing satu sama lain..."
(QS. Al-Hujurat: 12)
Ayat ini menjadi dalil utama tentang haramnya tajassus. Islam sangat menjaga kehormatan pribadi seorang muslim, bahkan meskipun ia melakukan dosa secara sembunyi-sembunyi, selama tidak membahayakan orang lain dan tidak dilakukan secara terang-terangan.
Jenis-Jenis Tajassus
-Tajassus Individu terhadap Individu
Contohnya adalah seseorang yang secara diam-diam menguping pembicaraan, membuka catatan pribadi, membaca pesan ponsel, atau mengakses akun media sosial tanpa izin. Hal ini sering dianggap sepele, padahal dalam pandangan Islam merupakan pelanggaran besar terhadap adab dan akhlak.
-Tajassus Pemerintah yang Tidak Sah
Meskipun negara berwenang dalam aspek keamanan, Islam tetap memberi batasan. Jika pengawasan dilakukan tanpa alasan yang syar’i, atau demi kepentingan politik semata, maka hal itu termasuk tajassus yang diharamkan.
-Tajassus atas Nama Agama
Ada sebagian orang yang merasa dirinya sedang menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar, padahal justru sedang mencari-cari kesalahan saudaranya untuk dipermalukan. Ini termasuk bentuk tajassus yang paling berbahaya, karena dibungkus dengan label agama.
Mengapa Tajassus Berbahaya?
-Merusak Kepercayaan Sosial
Masyarakat yang diliputi rasa saling curiga dan gemar menyelidiki satu sama lain akan kehilangan kepercayaan. Lingkungan seperti ini rawan konflik, fitnah, dan pertikaian.
-Mengundang Dosa Tambahan
Tajassus biasanya diikuti oleh dosa-dosa lain seperti ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), bahkan fitnah. Seorang yang telah mengetahui aib orang lain biasanya akan tergoda untuk menyebarkannya, apalagi di era media sosial saat ini.
Melanggar Hak Pribadi
Islam mengajarkan bahwa setiap muslim memiliki hak atas kehormatan dan privasinya. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barangsiapa mengintip rumah suatu kaum tanpa izin mereka, maka halal bagi mereka untuk mencungkil matanya."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Ini menunjukkan betapa seriusnya Islam menjaga privasi seseorang.
-Menumbuhkan Rasa Sombong dan Merasa Suci
Pelaku tajassus sering kali merasa lebih baik dari orang yang diintainya. Ia lupa bahwa setiap manusia punya dosa dan aib masing-masing. Dalam hadis disebutkan:
"Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat."
(HR. Muslim)
Sebaliknya, orang yang membuka aib saudaranya akan dibalas dengan kehinaan serupa, bahkan mungkin lebih berat.
Perbedaan Tajassus dan Tabayyun
Sebagian orang keliru membedakan antara tajassus dan tabayyun. Tajassus adalah mencari tahu secara sembunyi-sembunyi tanpa hak, sementara tabayyun adalah klarifikasi atau verifikasi secara terbuka dan baik-baik, terutama dalam kasus menyangkut informasi penting atau potensi fitnah.
Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti (tabayyun), agar kamu tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum karena kebodohan..."
(QS. Al-Hujurat: 6)
Jadi, tabayyun dilakukan dengan adab, untuk mencegah kerusakan; sedangkan tajassus dilakukan diam-diam, dan justru membuka peluang kerusakan.
Bagaimana Menghindari Tajassus?
-Berbaik Sangka (Husnuzhan)
Latih diri untuk tidak mudah curiga terhadap orang lain. Husnuzhan adalah perisai dari tajassus.
-Menjaga Pandangan dan Pendengaran
Jangan mencoba melihat atau mendengar sesuatu yang bukan hak kita. Rasulullah ﷺ mengajarkan untuk tidak mengintip atau mendengar secara diam-diam.
-Tahan Diri dari Keingintahuan Berlebihan
Tidak semua hal harus kita ketahui. Aib orang lain bukan urusan kita. Apa yang ditutupi Allah, biarkan tetap tertutup.
-Sibukkan Diri dengan Aib Sendiri
Imam Malik rahimahullah berkata, “Aku mengetahui bahwa ada orang-orang yang sibuk dengan aib orang lain, sementara Allah sibukkan para ulama dengan memperbaiki diri mereka sendiri.”
Tajassus adalah perbuatan tercela yang harus dijauhi oleh setiap muslim. Dalam Islam, menjaga kehormatan saudara sesama muslim lebih utama daripada membongkar aibnya. Sebagaimana Allah Maha Menutup aib hamba-Nya, hendaknya kita pun menjadi hamba yang suka menutup, bukan membuka. Dunia ini sudah cukup penuh dengan fitnah dan keburukan, jangan sampai kita menjadi bagian dari penyebarnya melalui tajassus.
Mari perkuat budaya husnuzhan, saling menjaga, dan memperbaiki diri, agar kita termasuk dalam golongan orang-orang yang mendapat rahmat dan perlindungan Allah di dunia maupun akhirat.